Home BERITA Indonesian Youth Day 1-6 Oktober 2016 di Keuskupan Manado

Indonesian Youth Day 1-6 Oktober 2016 di Keuskupan Manado

1
Ki-ka: Ketua Umum IYD 2016 di Keuskupan Manado Pastor John Montolalu Pr, Ketua Komisi Kepemudaan KWI Mgr. Pius Riana Prabdi yang juga Uskup Keuskupan Ketapang di Kalimantan Barat, penyanyi Citra Scholastica, Daniel Mananta, dan Lawrence Chandra. (Dok. Komisi Kepemudaan KWI)

KONFERENSI  Waligereja Indonesia (KWI) akan menyelenggarakan Indonesian Youth Day (IYD)  2016. Forum IYD adalah hari-hari pertemuan bagi Orang-orang Muda Katolik se-Indonesia.

IYD 2016 ini  akan berlangsung di wilayah Keuskupan Manado, tanggal 1-6 Oktober 2016 mendatang. Sebelumnya, acara sama pernah terjadi di wilayah Keuskupan Sanggau, Kalimantan Barat, tahun 2012.

Kegiatan IYD 2016 mendatang akan melibatkan 3.000 orang muda Katolik dari 37 keuskupan di seluruh Indonesia. Mereka datang dari seluruh pelosok Indonesia, berkumpul bersama dan saling mengisahkan berbagai kiat mereka dalam mengedepankan nilai-nilai positif di tengah masyarakat yang semakin moderen dan majemuk.

Konferensi pers mengenai IYD 2016 di Keuskupan Manado telah berlangsung di Kantor KWI Jakarta pada hari Kamis tanggal 19 Mei 2016 bersama Ketua Komisi Pemuda KWI Mgr. Pius Riana Prabdi, kini Uskup Keuskupan Ketapang di Kalimantan Barat. Menurut Mgr. Pius,  melalui kegiatan Indonesian Youth Day (IYD) 2016 Komisi Kepemudaan KWI ingin mengajak orang muda merayakan kemajemukan Indonesia.

iyd 2016 logo
Logo resmi Indonesian Youth Day 2016 tanggal 1-6 Oktober 2016 di Keuskupan Manado.

Sukacia Injil di tengah masyarakat majemuk

IYD 2016 di Keuskupan Manado mengambil tema “Sukacita Injil di Tengah Masyarakat Indonesia yang Majemuk”.

“Kami ingin mengajak Orang Muda Katolik  Indonesia untuk mengembangkan diri, menumbuhkan solidaritas, kepekaan sosial terhadap tantangan-tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia, seperti kemiskinan, kerusakan lingkungan, penyalahgunaan narkoba, ketimpangan ekonomi, konflik sosial dll.,” kata Mgr. Pius Riana Prabdi Pr dalam kapasitasnya sebagai Ketua Komisi Kepemudaan KWI.

“Kemajemukan bangsa Indonesia  justru menjadi modal utama bagi segenap Orang Muda Katolik (OMOK) dalam menghadapi tantangan-tantangan tersebut. Lewat forum dan kesempatan perjumpaan  antara orang-orang muda Katoli dari berbagai daerah,  maka di situ terjadi berbagi pengalaman, refleksi iman maupun wawasan. Semua itu akan memperkokoh komitmen kebangsaan demi masa depan mereka yang lebih baik,”  tandas Monsinyur Pius.

Live in tiga hari

Pada kesempatan konperensi pers di Kantor KWI tersebut juga tampil Ketua Umum Panitia IYD 2016 di Keuskupan Manado yakni Pastor John Montolalu Pr.

Menurut imam diosesan (praja) Keuskupan Manado ini,  kegiatan IYD 2016 dimulai dengan live in atau tinggal bersama dengan penduduk di berbagai wilayah di Tana Minahasa. Di situ para  peserta IYD 2016 diharakan bisa  merasakan kehidupan orang-orang muda Katolik dengan latar budaya yang berbeda, dan kehidupan paroki dan juga masyarakat setempat dalam kompleksitas kehidupan lokal.

“Ada keunikan yang akan dirasakan para peserta, terutama OMK yang datang dan berasal dari Keuskupan-keuskupan di Pulau Jawa dan Sumatera. Yakni, fakta adanya semangat toleransi yang tinggi dan hidup di  Minahasa dimana mayoritas pendudukya beragama Kristen Protestan, sementara masyarakat Katolik hanya minoritas,” kata Romo Montolalu.

Setelah mengalami tiga hari live in, para peserta IYD akan berkumpul di kota Manado untukmengikuti serangkaian kegiatan seminar dan workshop yang diberikan oleh para Bapa Uskup dan tokoh masyarakat. Nuansa persaudaraan dan kekeluargaan selama IYD diharapkan membantu Orang Muda Katolik mengembangkan diri, menumbuhkan solidaritas, dan komitmen untuk mewujudkan masa depan bangsa yang lebih baik. Dan kami akan menyambut OMK-OMK dari seluruh Indonesia dengan kehangatan dan keramahtamahan khas Minahasa”

Untuk menjangkau Orang Muda Katolik lain di luar 3.000 peserta IYD 2016, KWI menyediakan platform interaksi online dengan pembahasan topik-topik yang dibawakan di IYD. Melalui platform online ini, orang muda Katolik seluruh Indonesia bisa berkumpul untuk bertukar pikiran dan mendapatkan bimbingan. Beberapa topik khusus yang akan dibahas pada platform ini adalah orang muda Katolik dan dunia teknologi, orang muda Katolik dan dunia sosial dan politik, dan juga orang muda Katolik dan budaya multikultur.

Sangat antusias

Pada kesempatan sama penyanyi Citra Scholastika menambahki, sebagai wakil OMK dirinya mengaku sangat antusias  menyambut inisiasi Indonesian Youth Day dan platform online yang akan diluncurkan.  “Menurut saya, dibutuhkan suatu wadah bertujuan positif yang dapat menjadi sumber inspirasi bagi orang muda untuk tetap berpegang teguh dengan imannya dan dalam menjalani kehidupannya sehari-hari,” kata dia.

Pada hemat dia, tema “Suka Cita Injil di Tengah Masyarakat yang Majemuk” itu sangatlah cocok diterapkan bagi OMK di Indonesia mengingat berbagai kultur, latar belakang, suku, etnis dan agama yang ada di Indonesia.  “Saya harap, banyak teman-teman OMK  bisa ikut berkontribusi dalam platform ini dan membawa pulang nilai-nilai baik yang disampaikan. Harapan saya nantinya semua OMK  bisa turut serta menjadi suara positif bagi negara kita ini.”

Akses IYD 2016

Platform online berkaitan dengan Indonesian Youth Day dapat diakses melalui:

  • FB: Indonesian Youth Day
  • Instagram: iydmanado2016
  • Twitter:iydmanado2016

Informasi lebih mendetil mengenai kegiatan dan program IYD 2016 di Keuskupan Manado, bisa diperoleh dengan menghubungi Komisi Kepemudaan KWI:

  • Sekretaris Komisi Kepemudaan KWI c.q. Romo Antonius Haryanto Pr melalui email:  hazak_fr@yahoo.com 
  • Sdr. Bayu Wardhana, aktivis Komisi Kepemudaan KWI melalui email:1001bayu@gmail.com

1 COMMENT

  1. Sebagai Petugas gereja di tanah Papua sangat menyesal krn tidak etis atas ungkapan seorang Mgr Mandagi di saat pembukaan IYD dlm sesinya. Apa artinya dan maksudnya ungkapan Mgr yg mengatakan : “OMK Papua Jangan minta merdeka dari Indonesia”. Mgr sdh punya cukup bukti yg mendukung ungkapan itu ataukah asal ngomong karena tertutup dan ditutup bola mata Mgr oleh pihak lain. Tidak wajar seorang Uskup ngomong seperti itu pada moment yg tidak tepat. Ataukah Peserta IYD asal papua datang ke Manado memohon dukungan kepada Mgr atas kemerdekaan Papua ya. Segera tarik ungkapan Mgr sebagai seorang gembala yang mau memojokkan sekelompok domba yg kala itu ada di Manado krn IYD.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version