Home EDUKASI Institusi Pendidikan Tak Lagi Pentingkan Substansi

Institusi Pendidikan Tak Lagi Pentingkan Substansi

0

BUDAYAWAN Emha Ainun Nadjib (Cak Nun) menyatakan institusi atau lembaga pendidikan di Tanah Air saat ini sudah tidak lagi mementingkan substansi, namun lebih mengedepankan citra lembaga masing-masing, sehingga anak didik tidak lagi menjadi fokus utama.

Bangsa Indonesia telah memasuki era kapitalisasi dalam dunia pendidikan, sebab pendidikan di Tanah Air ini sudah tidak lagi mementingkan substansi.

“Namun sebaliknya, institusi pendidikan, baik tingkat sekolah dasar, menengah maupun perguruan tinggi, lebih mengedepankan citra institusi itu daripada substansi pendidikannya,” kata Emha Ainun Nadjib usai Diskusi Publik Sinau Kedaulatan di Fakultas Hukum (FH) Universitas Brawijaya (UB) Malang, Jatim, Senin.

Ia mengemukakan sekarang ini dunia pendidikan di Tanah Air sampai pada kapitalisasi pendidikan, di mana subtansi pendidikan menjadi tidak penting lagi dan yang diutamakan sekarang adalah citra lembaga, anak yang dididik tak lagi jadi fokus.

Padahal, pendidikan merupakan solusi utama memperbaiki kerusakan bangsa.

Akan tetapi, menurut Emha Ainun Nadjib yang akrab dipanggil Cak Nun itu, sampai sekarang bangsa Indonesia belum sampai pada tingkat kesepakatan formula yang jelas terkait pendidikan itu bagaimana dan seperti apa yang ideal.

Sementara dalam diskusi yang diikuti lebih dari 300 peserta dari kalangan mahasiswa dan dosen dari sejumlah perguruan tinggi di Malang itu, Cak Nun mengatakan untuk meningkatkan pendidikan adalah usaha dari perseorang (pribadi).

“Setiap manusia dikasih otak sama Allah, kapasitasnya tidak terbatas. Tugas manusia itu yang harus terus menambah isi dalam otaknya atau menambah wawasannya. Manusia ini seperti komputer yang memiliki ‘software’ dan harus terus di-‘update’ dan di-‘upgrade’ agar tidak terbatas menciptakan sesuatu.”

“Artinya, ikuti kemajuan teknologi untuk meningkatkan kualitas diri,” ujar Cak Nun, menegaskan.

Cak Nun menambahkan pendidikan di kampus hanya sekadar memberikan pengetahuan formal. Untuk mencari dan menambah ilmu-ilmu lainnya mahasiswa harus berusaha.

“Jangan paksa kampus untuk memberikan ilmu-ilmu kehidupan, itu bukan tugas kampus, itu adalah tugas mahasiswa untuk mencari,” ujarnya.

Akan tetapi, lanjutnya, dalam berbudaya, yang harus ditumbuhkan adalah budi pekerti. Jika anak tumbuh dengan budi pekerti yang baik, maka hingga dewasa terbentuklah sikap-sikap yang sesuai norma dan nilai dalam agama dan budi pekertinya juga terbentuk dengan baik.

“Mudah-mudahan kita semua adalah orang-orang yang tumbuh dengan budi pekerti yang baik,” imbuhnya, berharap.

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version