IRRIKA adalah Ikatan Rohaniwan-Rohaniwati Indonesia di Kota Abadi Roma, Italia. Beberapa waktu lalu, IRRIKA mengadakan rekoleksi. Ini sebagai persiapan batin untuk merayakan Paskah 2022.
Rekoleksi ini berlangsung hari Sabtu, 2 April 2022, melalui zoom. Difasilitasi oleh Romo Leo Agung Sardi SJ, imam pembimbing rohani untuk para frater Jesuit komunitas internasional Collegio Del Gesu, Roma.
Persiapan untuk Pekan Suci
Dalam rekoleksi ini, juga hadir juga Bapak Duta Besar Indonesia untuk Tahta Suci Vatikan: Yang Mulia Laurentius Amrih Jinangkung, sejumlah kaum awam, para suster dan para imam yang sedang studi di Italia maupun yang sedang menjalankan karya pengutusan di tempat lain.
Peserta yang ikut dalam rekoleksi ini sekitar 53 orang.
Sebelum memulai rekoleksi, Bapak Dubes menyampaikan sambutan singkat.
“Dengan rekoleksi ini dan ketika tiba waktunya merayakan iman saat Perayaan Paskah, semoga kita tidak memaknai perayaan tersebut sebagai rutinitas biasa tahunan.
Tetapi justru perayaan itu memugarkan iman, mendorong untuk semakin menghayati dan sampai berbuah dalam seluruh kehidupan,” demikian harapan Bapak Dubes.
Peziarahan merawat martabat kehidupan
Rekoleksi bertemakan “Peziarahan Merawat Martabat Kehidupan”.
Romo Sardi mengolah bahan rekoleksi ini dari beberapa sumber yakni:
- Surat Gembala Prapaskah 2022 Ignatius Kardinal Suharyo.
- Pesan Prapaskah 2022 Paus Fransiskus.
- Surat Jenderal Ordo Serikat Jesus, Pater Arturo Sosa SJ, dalam rangka merayakan 500 tahun Pertobatan St. Ingastius.
Empat hal penting
Ada empat poin penting yang disampaikan Romo Sardi kepada peserta rekoleksi.
- Tak lelah merawat martabat kehidupan
Martabat manusia itu luhur tapi sekaligus rapuh. Oleh karena itu, upaya merawatnya membutuhkan daya kekuatan rahmat Allah sendiri. Kerapuhan manusia sebagai ciptaan perlu selalu mengandalkan rahmat Tuhan dan bekerjasama dengan sesama.
Perawatan martabat kehidupan ini bersifat ganda yakni untuk diri sendiri dan juga orang lain: komunitas. Dalam proses merawat tidak terhindarkan akan muncul rasa lelah dan kesulitan.
Namun akan ditemukan kelelahan yang sehat, benar dan perlu.
Artinya, jerih payah dan kesulitan menjadi bagain dari perjalanan pemuridan.
Rasa lelah dan derita adalah pilihan sadar dalam sebuah peziarahan dan bukan kebetulan yang tidak bisa dielakkan, walapun sisi itu juga menyertai.
2. Tak lelah melakukan kebaikan
Kata “tidak lelah” melekat pada karakter seseorang yang sedang menempuh perjalanan atau laku peziarahan.
Romo Sardi meneruskan seruan Paus Fransiskus kepada umat Kristiani yang sedang laku peziarahan di tengah dunia ini agar tidak pernah lelah berdoa, tidak lelah menghilangkan hal buruh dari hidup ini dan tidak lelah melakukan karya kasih kepada sesama.
3. Martabat manusia dan tujuan diciptakannya
Berdasarkan “Asas dan Dasar” Latihan Rohani St. Ignatius Loyola diungkapkan bahwa “manusia diciptakan untuk memuji, menghormati serta mengabdi Allah Tuhan kita”.
Melanjutkan apa yang sudah dikatakan Ignatius Kardinal Suharyo lewat ulasan surat gembalanya, dalam menjunjung tinggi martabat manusia, maka setiap orang diharapkan semakin mengasihi, semakin peduli dan semakin bersaksi.
4. Membiarkan diri diperbaharui oleh Tuhan
Romo Sardi mengungkapkan bahwa “Setiap tahun, Gereja mengundang kita mengalami Tuhan di dalam lingkaran aktivitas-aktivitas rohani seperti Paskah dan Natal. Gereja selalu menyediakan aktivitas yang didalamnya seseorang diperbaharui oleh perjumpaan dengan Tuhan.
Jalan pembaharuan dialami melalui hal-hal berikut ini.
- Pertama, melakukan perubahan-perubahan kebiasaan hidup.
- Kedua, perubahan kebiasaan dan gaya hidup dengan pendasarannya membiarkan diperbaharui oleh Tuhan dan mengambil bagian dalam perutusan Tuhan dengan energi semanagt lebih (magis).
- Ketiga, energi rohani dan rasuli semangat magis. Arti semangat magis adalah “semakin lebih”.
Betapa tak terhindarkan dalam merawat martabat manusia hari demi hari, hidup dengan segala tantangannya. D
an juga tipa hari, selalu ada semangat dan harapan untuk sesuatu yang baru.
Routine Yes, Boring No karena kita ini meniti peziarahan merawat martabat kehidupan.