Home BERITA Isteri Ngambek dan Nuntut

Isteri Ngambek dan Nuntut

0
Ilustrasi: Konflik antara suami-isteri dalam keluarga muda. (Ist)

BAPERAN-BAcaan PERmenungan hariAN.

Jumat, 18 Maret 2022.

Tema: Gelap Hati.

Bacaan.

  • Kej 37: 3-4, 12-13a, 18b-28.
  • Mt. 21: 33-34, 46-46.

KOK kita tidak bisa seperti mereka? Harus bekerja lebih keras. Lihat keluarga kita, punya apa? Tetangga kita yang nampaknya sederhana, mereka punya banyak hal.

Sementara kita?

“Apa Papi ingin kita hidup serba terbatas? Apa anak-anak juga tidak bisa memiliki apa yang diinginkan? Makan saja harus sederhana. Papi tidak menangis, jika anak minta jajan, sementara kita hanya berdalih nanti saja, kalau punya rezeki.

Kapan kita punya rezeki? Papi dulu janji, sebelum perkawinan akan bekerja keras; mengusahakan yang terbaik untuk saya -isterimu- dan anak-anak buah hatimu. Selalu berjanji memberikan yang terbaik. Tidak akan pernah kekurangan.

Tapi, buktinya apa? Papi, aku sudah cukup lama bersabar. Aku sudah cukup lama menahan. Bahkan berhadapan dengan keluarga, aku harus menghiasi wajahku dengan tipu sana dan tipu sini. Bukan karena berhutang, tetapi menampilkan kegembiraan palsu.

Aku tidak ingin malu dengan keluargaku sendiri. Kalau mereka tahu keadaanku, bagaimana dengan perasaanku? Untung kita jauh dari mereka. Mereka belum pernah ke tempat kita. Kalau mereka sampai datang, apa kita nggak malu?

Plis deh Pi. Carilah. Dengan jalan apa pun. Aku tak peduli. Yang penting kita bisa memiliki lebih. Anak-anak bisa seperti anak yang lain.

Aku sudah cukup sabar, Pi. Aku tidak sanggup lagi lebih lama. Kasihan anak-anak. Kalau Papi tidak mampu, aku akan kerja. Jadi TKW sekalipun. Biarlah anak-anak tinggal dengan Papi.

Saya akan mencari uang dengan cara saya sendiri. Dengan cara apa pun. Pokoknya keluarga kita hidup lebih baik. Titik.

“Mo, itu kata-kata isteri saya bulan-bulan ini. Hampir setiap hari menyinggung hal ini. Saya jadi sesak. Saya sudah bekerja sebisa saya dan jujur. Tidak melakukan hal-hal yang tidak baik. Tidak menipu atau mengambil sesuatu dari harga yang sudah ditetapkan.

Saya tidak tahu harus bagaimana menghadapi isteri. Ia betul. Selama ini, ia lebih banyak berkurban untuk membesarkan anak-anak kami.

Kami sudah tidak punya apa-apa lagi Romo. Kami sudah menjual semua perhiasan yang kami punya untuk menutupi kekurangan. Bahkan warisan dari mertua hanya tinggal cincin dan anting-anting.

Saya akui. Saya dari keluarga yang sederhana. Taat iman. Sementara, keluarga isteri saya bisa dipandang sebagai orang yang berada. Ia bersikukuh menyembunyikan keadaannya di hadapan keluarganya.”

“Apakah isteri bisa berwiraswasta? Buka toko kecil misalnya.”

“Modalnya romo?”

“Nanti kita bicarakan dengan PSE Paroki dan Koperasi Simpan Pinjam.”

“Rasanya tidak mungkin, Romo. Di sekitar tempat kami beberapa warga telah membuka usaha. Kalau kami membuka usaha yang sama, berarti kami bersaing dengan mereka. Di kampung pun belum tentu mereka membayar kontan. Biasanya ngebon dulu. Kalau ada uang baru bayar. Itu pun kami lakukan dengan mereka Romo.”

“Bagaimana kalau memberi kesempatan isteri bekerja?”

“Anak-anak bagaimana Romo?”

“Kan anak-anak sudah besar. Yang kecil kelas sudah kelas 9. Dua laki-laki kan sudah SMA.  Bisakan mengurus diri sendiri? Mandiri.”

“Apakah Romo punya relasi pekerjaan?”

“Coba nanti saya kontak. Siapa tahu ada. Kebetulan ada umat yang saya kenal. Ia sedang membuka usaha baru di kota.”

“Wah nanti bagaimana dengan keluarga kami? Jangan-jangan untuk kos dan biaya makan, habis gajinya.”

“Iya tidak tahu. Dicoba saja. Ada mes pegawai juga. Yang penting, apakah keluarga mengizinkan? Ada pemikiran yang lain?”

“Saya sudah mencoba dan berniat menjadi anggota ojol. Isteri mau jadi TKW di Hong Kong Mo.”

“Itu ide yang bagus. Coba saja. Semoga Tuhan memberkati.”

“Ketika saudagar-saudagar Median itu lewat, Yusuf diangkat ke atas dari sumur itu, kemudian dijual kepada orang Ismael itu dengan harga dua puluh syikal perak. Lalu Yusuf dibawa ke Mesir.” ay 28.

Tuhan, ajar aku berserah pada-Mu. Amin

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version