Home BERITA Jadilah OMK “4G”, Ini Harapan Kolasi Kevikepan Surakarta

Jadilah OMK “4G”, Ini Harapan Kolasi Kevikepan Surakarta

0
OMK Paroki Kebonarum Klaten berpartisipasi dalam gelaran pra AYD 2017. (Simon Widodo)

GELARAN Asian Youth Day (AYD) atau Hari Orang Muda Asia ke-7 yang diadakan di Yogyakarta pada tanggal 30 Juli sampai 6 Agustus 2017 telah terselenggara dengan baik dan sukses. Sebagai kelanjutan AYD ini, maka akan diadakan kegiatan Orang Muda Katolik (OMK) se Kevikepan Surakarta di WCS, Mojogedang, Karanganyar pada hari Sabtu-Minggu (25-26/11/2017).

Informasi ini disampaikan Pendamping Komisi Kepemudaan Kevikepan Surakarta, Rama Romualdus Subyantara Putra Perdana Pr pada acara kolasi (pertemuan) para rama dan dewan paroki se Kevikepan Surakarta di Balai Mandala Gereja Santa Perawan Maria Bunda Kristus Wedi, Kabupaten Klaten, Rabu (15/11/2017).

Acara kolasi para imam yang berkarya di Kevikepan Surakarta Keuskupan Agung Semarang di Balai Mandala Paroki Wedi. (Laurentius Sukamta)

“OMK Kevikepan Surakarta akan mengadakan kegiatan sebagai post event (kelanjutan) dari AYD. Tema kegiatan ini adalah OMK 4G, atau OMK yang guyub, gayeng, greget, dan gumregah,” kata rama.

Generasi milenial

Rama Subyantara menjelaskan, OMK Kevikepan Surakarta (sebagai bagian dari OMK Asia) merupakan generasi milenial yang menghadapi beraneka persoalan dan tantangan dalam menghayati iman Katolik di era globalisasi ini.

  • OMK berhadapan dengan kemajuan teknologi, modernisasi dan budaya konsumerisme.
  • Hilangnya jati diri karena meredupnya nilai-nilai budaya.
  • Kurang percaya diri dalam menghayati iman (saat) berhadapan dengan tekanan intoleransi.
  • Merasa kurang dekat dengan Tuhan dan ciptaan-Nya.
  • Merasa ditinggalkan, tidak mendapat dukungan yang memadai dari berbagai elemen.
Para peserta the7th Asian Youth Day 2017 di Keuskupan Agung Makassar. (Ist)

“Meski begitu, OMK harus tetap optimis dalam menghayati iman Katolik di era globalisasi ini. Karenanya, OMK harus:

  • Percaya bahwa Roh Kudus mengaruniakan berbagai kemampuan untuk mengatasi Kemampuan itu penting untuk keberlangsungan iman Katolik.
  • Semangat dan hasrat untuk mempengaruhi dunia.
  • Semangat untuk meninggalkan jejak khas sebagai terang dunia,” katanya.

 

Kerumunan umat dan peserta AYD7 saat acara puncak berupa perayaan ekaristi di Lapangan Dirgantara Akademi Angkatan Udara (AAU) Yogyakarta, 6 Agustus 2017. (Mathias Hariyadi)

Rama Subi menyatakan, OMK harus diberi kesempatan dan ruang untuk didengarkan dan diperhatikan. Karena itu, bimbingan para gembala dan pendamping melalui keteladanan serta pendampingan yang baik sangat diperlukan agar OMK dapat semakin menyadari bahwa dengan semangat dan talenta yang dimiliki, orang muda sungguh dapat berdaya guna.

“OMK harus diberi kesempatan untuk mengembangkan potensi, bermimpi dan mewujudkan mimpi dengan tetap berakar pada iman akan Yesus Kristus. OMK juga perlu dituntun untuk membangun hidup berkomunitas sebagai arena dalam mengembangkan paguyuban dan persaudaraan orang muda sebagai sarana memperteguh iman. Karena itu, program kegiatan OMK sebisa mungkin mempertahankan nilai “suka cita” sebagai ciri hidup orang muda. Maka, OMK perlu didorong untuk berjumpa dan memberi sumbangsih bagi dunia,” ujarnya.

Rombongan peserta AYD 2017 berkunjung ke Gua Maria Sendangsono dan dipimpin oleh Mgr. Ignatius Suharyo. (Mathias Hariyadi)
Misa pembukaan Asian Youth Day ke-7 di Yogyakarta. (Mathias Hariyadi)

 

Berdasarkan data, jumlah umat Katolik di Kevikepan Surakarta ada 95.281 jiwa. Sedang jumlah OMK-nya ada 18.008 jiwa atau 18,9%. Dari jumlah itu, sebagian OMK tidak berdomisili di Kevikepan Surakarta, sebagian besar OMK kuliah di tempat lain,dan secara geografis beberapa paroki memiliki jarak yang jauh.

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version