Selasa 17 September 2024.
1Kor 12:12-14.27-31a;
Mzm 100:2.3.4.5;
Luk 7:11-17
PADA saat hidup kita dalam situasi berat dan seakan jalan kehidupan ini tertutup rapat. Perasaan diliputi kesedihan dan putus asa, tampaknya pada saat seperti itu tidak ada seorang pun yang dapat memahami dan mau memahami masalah dan perasaan kita.
Suara kita sekan tersekat hingga kita tidak mampu berteriak minta tolong atau menjelaskan kondisi kita pada orang-orang terdekat hingga kita merasa masuk dalam lorong sunyi sendiri tanpa ada kepedulian dari sesama.
Dalam kondisi seperti itu, Tuhan menawarkan kepeduliaannya dalam firman-Nya. Melalui firman-Nya, Tuhan akan menyatakan kepedulian dan penghiburan-Nya. Melalui firman, Ia akan menguatkan dan menolong kita. Di dalam firman-Nya, Tuhan menawarkan pengharapan nyata pada kita.
“Aku sangat mengasihi anakku, namun aku merasa sangat kewalahan dengan cara hidup dan bertindaknya,” kata seorang ayah.
“Dia mengalami kegagalan yang disebabkan oleh kesombongan dan ambisinya, namun seakan dia tidak belajar dari kegagalan itu. Semakin hari hidupnya semakin ngawur dan asal-asalan. Jika saja dia mau sedikit mendengar dan rendah hati untuk menerima tuntunan, mungkin kondisi dia bisa berubah ke arah yang lebih baik.
Jalan buntu itu dia pilih dan kemudian menyalahkan orang lain, jika segalanya menjadi sulit dan berat. Sebagai orangtua, saya telah melakukan apa saja yang bisa aku lakukan. Namun itu tidak pernah bisa mengatasi masalah sepenuhnya karena dia tidak pernah bertanggungjawab dengan pilihannya.
Dia sendiri harus berubah dan mulai menyelesaikan masalah satu per satu, bukan hanya mengeluh dan menyalahkan orang lain,” ujarnya
Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian, “Dan ketika Tuhan melihat janda itu, tergeraklah hati-Nya oleh
belas kasihan, lalu Ia berkata kepadanya: Jangan menangis. Lalu Dia mendekati peti dan berkata kepada pemuda itu, “Hai pemuda, Aku berkata kepadamu: bangkitlah.”
Inilah momen yang penuh makna. Yesus tidak hanya merasa kasihan, tetapi Dia bertindak dengan kuasa untuk mengubah situasi yang tampaknya tanpa harapan menjadi penuh kehidupan.
Tindakqn Tuhan Yesus mengingatkan kita bahwa tidak ada situasi yang terlalu suram atau tanpa harapan bagi Yesus. Dalam saat-saat kesedihan dan kesulitan, kita dapat menemukan penghiburan dan harapan dalam kuasa-Nya. Janganlah kita menyerah dalam menghadapi tantangan hidup, karena Yesus dapat mengubah keadaan kita.
Yesus menunjukkan bahwa belas kasihan harus disertai dengan tindakan. Kita dipanggil untuk menunjukkan kasih dan kepedulian terhadap orang-orang di sekitar kita, tidak hanya dengan kata-kata tetapi juga dengan tindakan nyata.
Bagaimana dengan diriku?
Apakah aku menemukan dalam Tuhan jalan baru dari kebuntuanku?