Rabu, 08 September 2015
Pekan Biasa XXIII
Kol 3:1-11; Mzm 145:2-3,10-13b; Luk 6:20-26
Yesus memandang murid-murid-Nya lalu berkata, “Berbahagialah, hai kalian yang miskin…, kelaparan…, menangis…, bila demi Anak Manusia kalian dibenci, dikucilkan, dan dicela serta ditolak…”
PELAJARAN apa yang dapat kita petik dari Injil hari ini? Yesus Kristus memberi kita jalan kebahagiaan. Kita menyebutnya Sabda Bahagia. Ia memberikannya kepada kita untuk membantu kita menggapai kebahagiaan sejati.
Yesus Kristus mulai kotbah-Nya di bukit dengan menyerukan tema tentang kebahagiaan sejati dapat ditemukan. Jalan kebahagiaan sejati-Nya menuntut transformasi dari dalam yakni pertobatan hati dan budi. Itu adalah anugerah karya Roh Kudus sendiri bagi kita.
Menurut Yesus Kristus, kebahagiaan sejati dapat ditemukan dalam kemiskinan, kelaparan, tangisan, dan penganiayaan. Itu berarti bahwa kita akan dipenuhi oleh kebahagiaan surgawi sejati bila kita mengosongkan diri terhadap segala sesuatu. Kemiskinan, kelaparan, tangisan, dan penganiayaan memberi ruang luas bagi kebahagiaan dengan memiliki Allah saja, harta terbesar kita. Itulah yang membawa kita sampai pada kemerdekaan penuh sukacita dari segala beban kecemasan dan penindasan.
Dalam Adorasi Ekaristi Abadi, kita bersembah sujud di hadirat Ye4sus Kristus dan mohon kepada-Nya jalan kebahagiaan sejati yang ditawarkan-Nya menjadi nyata dalam kehidupan kita. Ia menjanjikan kebahagiaan sejati dari surga yang tak hanya menjadi kompensasi atas segala kesulitan dan tantangan yang kita hadapi dan harapkan di dunia ini.
Tuhan Yesus Kristus, Engkau telah menunjukkan kepada kami jalan menuju kebahagiaan sejati dan damai abadi. Kami ingin mengalaminya Tuhan, rasa lapar dan haus akan Allah semata. Kami menginginkan Dikau di atas segalanya. Bantulah kami Tuhan untuk mengalaminya kini dan selamanya. Amin.
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)
