BAPERAN. BAcaan PERmenungan hariAN.
Jumat, 3 September 2021.
Tema: Keyakinan yang tak tergoyahkan.
- Bacaan Kol. 1: 15-20.
- Luk. 5: 33-39.
ADAKAH yang lebih istimewa dari sebuah keyakinan?
“Inner power” ini dapat mewarnai, menentukan hidup yang dinamis. Keyakinan adalah kekuatan batin yang tak tergoyahkan dalam merancang hidup yang lebih berharga.
Keyakinan itu bagai api. Dengan keyakinan, orang dapat menghadapi tantangan, sesulit apa pun.
Memang, tidak semua persoalan hidup dapat dijawab, diselesaikan. Keyakinan mampu membuat seseorang bertahan; bahkan mencari terobosan baru.
Kendati persoalan belum teratasi, selalu ada semangat, gairah, harapan bahkan kebulatan tekad mengatasi kesulitan.
Kiranya ada satu hal yang pasti dalam keyakinan. Ia percaya akan “Ada Yang Lain”; jadi dasar keyakinan.
Dari Dia, ia berani belajar berserah secara penuh. Dia adalah Tuhan pemberi keyakinan, penggelora batin.
Seseorang berkisah bagaimana ia disentuh dari berpindah keyakinan. Ia percaya inilah jalan Tuhan baginya. Inilah karunia yang terindah dalam hidupnya. Bahkan inilah kasih dari Allah baginya.
Ia bersyukur atas apa yang terjadi di masa lalunya; atas apa yang pernah dilakukan, terlebih atas imannya saat ini.
Ia bersukacita sebagai pribadi katolik.
Ayahnya bukan Katolik, tapi ibunya Katolik. Karena ketidak-mengertian akan iman ibunya, ia sering “nakal dan iseng” menyembunyikan benda-benda rohani, patung Maria.
Ibunya tidak marah, tetap berdoa.
Ketika dia kuliah, ia melihat dan mengalami sendiri betapa baiknya teman-teman yang Katolik. Tidak marah dan hanya tersenyum bila diganggu. Tidak pernah ikut demo-demo. Tetap kuliah walau dihalangi teman-teman lainnya.
Seandainya pun disinggung soal SARA, mereka yang katolik, tidak membalas.
Tapi Tuhan dahsyat. Ia bertindak. Ia mengerti.
Justru karena pergaulan, akhirnya ia memutuskan menjadi Katolik. Ia memiliki devosi luar biasa kepada Bunda Maria. Seakan-akan meneruskan kegiatan devotif ibunya.
Tanpa sadar, sejak kecil di rumah, ia melihat ibunya suka berdoa, sangat devotif pada Bunda Maria.
Sentuhan-sentuhan, gugatan-gugatan batin meng-isengin ibunya, tertanam dalam dirinya.
Allah tidak membiarkan. Tuhan bertindak, menyentuh, mengubah dia menjadi Katolik.
Itulah rahmat yang sangat luar biasa dan terindah, menjadi Katolik .Tuhan berpekara dalam hidupnya. Tuhan menguduskan, melayakan setiap pribadi yang berkenan pada-Nya.
Menjadikan kita putera-puteri terbaik Bapa di surga. Bagaimana dengan dirimu? Kenangkanlah.
Kini, ibu ini sangat riang berdoa dan bersikap sangat devotif kepada Bunda Maria.
Dari seorang yang iseng menyembunyikan patung Maria, sarana doa ibunya, kini ia sendiri lebih khusyuk, cinta setengah mati pada Bunda Maria.
Dari seorang yang tidak menghargai iman ibunya, kini ia diubah menjadi pribadi Katolik yang teguh dalam kekatolikan. Tidak tergoyahkan.
Dari seorang yang menyangsikan Tuhan Yesus kini menjadi pribadi yang terpikat dan setia pada Tuhan.
Satu hal yang sangat menyentuh, Tuhan mengubah dan menganugerahkannya pelukan kelembutan kasih.
Ia membawa suaminya menjadi Katolik. Doanya dikabulkan dan dipercaya merawat kedua anaknya, seorang puteri dan seorang putera.
Terpujilah Tuhan Yesus. Kasih dan kebaikan Tuhan sungguh tak terhingga.
Benar dan tepatlah apa yang dikatakan Paulus, “Ia adalah kepala tubuh, yaitu jemaat. Ialah yang sulung, yang pertama bangkit dari antara orang mati, sehingga Ia yang lebih utama dalam segala sesuatu.
Karena seluruh kepenuhan Allah berkenan diam di dalam dia, dan oleh Dialah Ia memperdamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya, baik yang ada di bumi, maupun ada di surga, sesudah Ia mengadakan perdamaian oleh darah salib Kristus.” ay 19-20.
Sebagaimana Yesus membawa kebaruan dalam bacaan Injil hari ini, kita mengenang Santo Gregorius Agung.
Seorang santo yang memperbaiki liturgi Gereja; menghidupkan lagi lagu Gregorian dan membarakan semangat misi.
Tuhan Yesus, gelorakanlah semangat misi dalam hidupku, untuk menjumpai-Mu dalam wajah-wajah mereka di mana Engkau ingin disamakan. Amin.