JALAN menuju ke surga itu bisa ditemukan dalam dua hal, yakni larangan dan perintah. Keduanya tentang relasi manusia dengan sesamanya.
Yang pertama berisi segala sesuatu yang tidak boleh manusia lakukan terhadap orang lain (Imamat 19: 1-2.11-18).
Yang kedua berbicara tentang yang harus dilakukannya (Matius 25: 31-46).
Injil secara tegas membedakan antara yang melaksanakan dan tidak melaksanakan perintah itu. Di sinilah hidup diuji. Hasilnya menentukan orang akan masuk ke surga atau tidak.
Kriteria pembedanya jelas, yakni segala sesuatu yang orang lakukan terhadap sesamanya, terutama yang kecil dan menderita. Tuhan Yesus menyamakan diri-Nya dengan mereka ini (Matius 25: 40.45).
Sikap peduli itu tampak dalam memberi makan kepada yang lapar, minuman kepada yang haus, pakaian kepada yang telanjang, tumpangan kepada orang asing, kunjungan orang sakit atau dalam penjara. Semua itu konkret dan bisa manusia lakukan.
Pertanyaannya, siapa yang telah melakukan tindakan yang sederhana itu? Mereka yang mempunyai hati yang penuh cinta, peka, dan terbuka secara alamiah melakukannya (Matius 25: 35-36). Sebaliknya, manusia yang egois dan tertutup sulit melihat kebutuhan sesamanya (Matius 25: 42-43).
Di tengah kehidupan ini, selalu ada orang-orang kecil, miskin, dan menderita yang memerlukan pertolongan. Mereka itu tampak jelas bagi yang hatinya peduli. Tetapi, seakan-akan tidak ada bagi yang buta mata dan hatinya.
Barangsiapa membuka mata hatinya dan peduli menolong sesamanya telah mulai mencicipi surga. Henry Ward Beecher berkata, “Every charitable act is stepping stone toward heaven.” Itulah jalan sederhana menuju surga.
Senin, 27 Februari 2023
jalan menuju surga tidak sesederhana yang kita bayangkan karena dibayar dengan darah Kristus di atas kayu salib. Mengasihi Tuhan dan sesama merupakan dampak dari orang yang telah menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat secara pribadi. karena itu, orang Kristen harus selalu perduli dengan sesamanya manusia. Tuhan Yesus memberkati.