KEMARIN, kita merenungkan panggilan dasar setiap manusia, yakni menjadi sempurna seperti Bapa di surga sempurna (Matius 5:48). Injil hari ini (Matius 6:1-6.16-18) menunjukkan satu jalan menuju kesana lewat tiga tindakan konkret.
Tiga langkah itu ialah bersedekah (Matius 6:2-4), berdoa (Matius 6:5-6), dan berpuasa (Matius 6:16-18). Ketiganya merupakan tiga tindakan keagamaan (Matius 6:1), kesalehan (piety) atau keutamaan moral (righteousness).
Yesus mengajarkan semangat yang benar dalam melaksanakan ketiganya, yakni untuk berkenan kepada Tuhan Allah yang tersembunyi (Matius 6:4.6.18) dan bukan untuk mencari pujian kosong dari manusia (Matius 6:2.5.16). Semua pujian itu upah sia-sia yang tidak membuat manusia menjadi sempurna atau lebih dekat dengan Tuhan.
Orang beragama (beriman) yang melakukan hal demikian sibuk dengan hal-hal lahiriah yang dangkal. Sedangkan mereka yang melakukannya secara tersembunyi lebih mudah fokus pada kehendak Tuhan.
Di samping itu, mereka yang melakukannya untuk mencari pujian manusia lebih memusatkan perhatian pada dirinya sendiri. Motivasinya egois dan demi meninggikan diri. Itu tidak berkenan kepada Tuhan. Bukankah Tuhan merendahkan orang yang suka meninggikan diri dan meninggikan mereka yang merendahkan diri (Matius 23:12)?
Motivasi egoistik itu menunjukkan cinta diri yang lebih tinggi daripada cinta kepada Tuhan. Sedangkan Yesus mengajarkan supaya orang lebih dulu mencintai-Nya. “Barang siapa mengasihi Aku, ia akan menaati sabda-Ku. Bapa-Ku akan mengasihi dia, dan kami akan datang kepadanya.” (Yohanes 14:21).
Motivasi sejati dalam melakukan tiga hal itu ialah mencintai Tuhan dan sikap takwa kepada-Nya. “Berbahagialah orang yang takwa pada Tuhan, yang sangat suka akan segala perintah-Nya” (Mazmur 112:1).
Bagaimana selama ini aku melaksanakan tiga hal itu? Motivasi apakah yang mendorongnya? Apakah mereka mendekatkanku pada Tuhan dan menjadi jalan untuk berkenan kepada Tuhan?
Rabu, 21 Juni, 2023
PW Santo Aloysius Gonzaga, biarawan