HARI Kamis (6/7) lalu merupakan babak dimulainya Jambore Sekami Remaja Keuskupan Agung Palembang. Pagi-pagi benar, Remaja Katolik dari tiga provinsi yakni Sumatera Selatan, Jambi, dan Bengkulu mulai memadati stan registrasi yang terletak di lantai satu Xaverius Centrum Studiorum Palembang, Sumatera Selatan. Acara yang berlangsung hingga Minggu, (9/7) ini bertempat di tiga titik:
- Kompleks Yayasan Xaverius Palembang (Xaverius Centrum Studiorum)
- SMA Xaverius 1 Palembang.
- Seminari Menengah St. Paulus Palembang.
Sore hari, kira-kira pukul 15.00 WIB, anak-anak berkumpul di Xaverius Centrum Studiorum. Mereka mengikuti arahan panitia untuk beberapa kegiatan.
- Pertama, suasana mereka dihangatkan oleh gerak animasi misioner. Lalu mereka diarahkan untuk duduk per keluarga (kelompok), didampingi pembimbing rohani dan kakak-kakak pendamping.
- Selanjutnya, Romo Yohanes Sigit Winarno SCJ menjelaskan peraturan selama jambore.
- Setelah itu, anak-anak diarahkan untuk ‘mandi misioner’.
Baca juga:
- Jambore Sekami Remaja KAPal 2017: Berbagi Senyum Tritunggal (3)
- Sukacita Injil di Arena Jambore SEKAMI Regio Papua di Sorong, Papua Barat (3)
Mandi misioner: cukup dua menit
“Mandi harus misioner. Dua gayung air, dua menit. Kalian bisa bayangkan, kalau kalian mandi berlama-lama. Kasihan teman kalian,” kata Romo Sigit SCJ, yang kini berkarya di Paroki St Maria Tugumulyo, Musi Rawas, Sumatera Selatan ini.
Acara pembuka jambore yang bertemakan “Berbagi Sukacita Injil hingga ke Jagat Online” ini dikemas dalam Perayaan Ekaristi, dengan selebran utama Uskup Agung Palembang, Mgr Aloysius Sudarso SCJ. Sekitar 30-an imam turut berkonselebrasi bersama Uskup Agung. Sebelumnya, Colours Choir menampilkan lima buah lagu bertemakan Kebhinnekaan Bangsa Indonesia.
Dalam homilinya, Mgr Sudarso SCJ menekankan bahwa remaja adalah sosok yang istimewa. “Kalian disambut meriah dengan Colours Choir. Mereka berharap kalian yang akan meneruskan karya mereka. Mengapa? Karena kalian sangat istimewa di mata Allah dan Gereja,” kata Uskup Agung Palembang.
Sambil mengutip kisah Ishak yang hendak dikorbankan oleh bapaknya yakni Abraham, Mgr Sudarso mengatakan bahwa Remaja Katolik merupakan pribadi yang dikasihi oleh Tuhan Yesus. Tuhan tidak rela melihat Ishak yang waktu itu seorang remaja dikorbankan. Ia meminta Abraham mengganti Ishak dengan seekor domba.
Rasa kasih Tuhan kepada remaja membawa konsekuensi.
“Kalian meskipun masih remaja, memiliki kewajiban untuk mewartakan sukacita Injil kepada orang banyak. Tuhan menjaga kalian dan berharap kalian meneruskan sukacita ini. Hiduplah dengan mewartakan sukacita hingga ke dunia gadget,” kata Mgr. Sudarso SCJ.
Sebelum berkat penutup, disampaikan beberapa kata sambutan oleh Direktur Diosesan Karya Kepausan Indonesia Keuskupan Agung Palembang, Romo Ignatius Elis Handoko SCJ, Direktur Nasional Karya Kepausan Indonesia, Romo Markus Nur Widi Pranoto Pr dan Mgr. Sudarso SCJ. Setelah itu, dilakukan penyematan name tag dan syal kepada empat orang yang mewakili para peserta dan pendamping.
Pembukaan resmi Jambore Sekami Remaja Keuskupan Agung Palembang tahun 2017 ditandai dengan pemukulan gong oleh Mgr Sudarso SCJ dan gerak animasi theme song.
Usai Ekaristi, para peserta makan malam dan berdinamika dalam keluarga masing-masing.
Jambore Sekami Remaja ini diikuti oleh sekitar 900 orang remaja, 70 orang animator-animatris dan 60 orang pendamping rohani.