Jamuan Spesial Pak Ismael

0
Ilustrasi: Menu makanan sehat. (Detik.com)

Puncta 19 April 2024
Jum’at Paskah III
Yohanes 6:52-59

KETIKA melayani di Paroki Nanga Tayap, Ketapang, ada sebuah stasi yang cukup jauh yakni Beginci Darat. Stasi ini jaraknya ke paroki lebih dari seratus kilometer. Perjalanan cukup panjang memakan waktu, dan pasti sangat melelahkan.

Tetapi Pak Ismael, tokoh umat di sana sering menjamu kami dengan makan bersama. Kadang kami disuguhi lauk daging rusa, babi hutan atau labi-labi. Kadang juga dapat ikan semah, ikan paling enak di pedalaman.

Daging itu didapat dari berburu di hutan. Sepanjang malam berburu dan hasilnya dimasak untuk kami. Daging buruan itu adalah rejeki hidupnya. Tetapi disuguhkan untuk kami karena begitu senangnya dikunjungi pastor.

“Hanya ini lauk yang kami dapat Pastor, kami berikan untuk pastor,” katanya. Waktu kami pulang, kami dibawain satu paha babi hutan yang gemuk. Daging itu adalah lauk untuk seluruh keluarganya, tapi dipersembahkan untuk pastor yang telah melayani umat di pedalaman yang jauh.

Dia juga pernah mempersembahkan seekor anak rusa yang masih hidup untuk Mgr. Agustinus Agus. Dan rusa itu katanya dipelihara di Taman Gua Maria Bukit Kelam, Sintang. Semoga sudah beranak pinak.

Yesus berkata kepada orang-orang di Kapernaum: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu.”

Yesus memberikan hidup-Nya yakni Tubuh dan Darah-Nya untuk kehidupan kita. Daging dan darah adalah lambang kehidupan. Tidak hanya tidak lapar, makan Tubuh dan minum Darah-Nya akan memperoleh hidup yang kekal.

“Inilah roti yang telah turun dari sorga, bukan roti seperti yang dimakan nenek moyangmu dan mereka telah mati. Barangsiapa makan roti ini, ia akan hidup selama-lamanya.” Yesus menjamin kehidupan kita sampai pada kehidupan kekal.

Pemberian diri itu adalah pengorbanan hidup. Sebagaimana Yesus mengorbankan Diri-Nya untuk kita, maka kita pun diajak untuk ikhlas dan senang berkorban bagi orang lain. Dengan menyantap Roti Hidup, kita diajak hidup di dalam Dia yang menjadi makanan kita.

Apakah Ekaristi kita sadari sebagai kehadiran Kristus yang memberi hidup kekal? Dengan menyambut Kristus, apakah kita juga berani hidup seturut teladan-Nya, mau berkorban bagi sesama kita seperti Pak Ismael yang memberikan sumber hidupnya untuk orang lain.

Panis Angelicus. Fit panis hominum,
Dat panis coelicus figuris terminum,
O res mirabilis. Manducat Dominum.
Pauper, pauper servus et humilis,
Pauper, pauper servus et humilis
.

Cawas, Roti Hidup Roti Surgawi
Rm. A. Joko Purwanto, Pr

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version