Minggu, 4 April 2021
Bacaan I: Kis 10:34a.37-43
Bacaan II: Kol 3:1-4
Injil: Yoh 20:1-9
“BEGITU cepat ayah meninggalkan kita,” kata sang kakak kepada adiknya.
“Saya tidak menyangka, ayah yang kemarin masih sendau gurau dengan kita, kini telah pergi untuk selamanya,” kata adiknya.
“Masih banyak yang ingin ayah lakukan dalam hidup ini, tetapi ajal begitu cepat menjemputnya,” kata sang kakak.
“Adik harus belajar lebih keras lagi, supaya sukses dan membuat ayah bangga,” kata sang kakak.
“Demikian juga kakak, harus bisa menunjukkan bahwa ayah tidak salah mendidik kita,” kata adiknya.
Sejak kematian ayahnya, kakak beradik itu berjuang keras dan belajar hingga mencapai sukses yang luar biasa. Mereka bahkan tidak lagi menyusahkan ibunya untuk biaya studi. Karena selalu mendapatkan bea siswa.
Kematian ayah tidak membuat mereka lesu dan tidak bergairahan dalam membangun kehidupan. Tetapi justru memacu mereka hingga begitu antusias, punya gairah dan greget dalam menjalani kehidupan.
Kematian dan kehilangan orang yang mereka cintai justru menantang mereka untuk menunjukkan, nasihat dan mimpi serta harapan yang pernah dimiliki ayahnya kini masih hidup dan akan selalu hidup dalam diri anak-anaknya.
Kematian Tuhan Yesus mengoncang para murid. Tetapi setelah itu mereka bisa menemukan kekuatan batin hingga kepercayaan bahwa Tuhan telah bangkit. Maka, kubur tempat Tuhan Yesus dibaringkan kosong.
Mereka melihat kubur yang kosong itu sebagai sebuah kemenangan Tuhan atas kematian.
Mereka yang awalnya sedih dan menderita kini bangkit penuh antusiasme, memberitakan kebangkitan Tuhan itu.
Selamat Paskah. Tuhan sungguh telah bangkit.