Senin, 29 Maret 2021
Bacaan I: Yesaya 42:1-7
Injil: Yohanes 12:1-11
“PILIHLAH calonmu sesuai dengan suara hatimu,” kata bapak kepada anak perempuannya.
“Entahlah Pak, saya masih bingung,” kata perempuan berparas ayu itu.
“Bukankah kamu sudah berjalan dengan pacarmu lebih dari tiga tahun,” kata bapaknya.
“Apa Bapak mau menerima Mas Gondrong sebagai menantu?,” jawab anak itu.
“Kalau kamu sudah mantap bersama dia, kami pasti merestuinya,” kata bapaknya.
“Mas Gondrong tidak kaya, namun dia pekerja keras. Saya kagum padanya. Bahkan selama ini, saya banyak belajar dari padanya,” kata anak itu.
“Saya senang, jika pertimbangan itu yang kamu gunakan untuk memilih dia,”kata bapaknya.
“Bagi saya, mencintai itu bukan hanya ingin mencari nyaman dan menikmati hasil kerja kerasnya. Tetapi bekerja sama membangun kehidupan yang lebih baik,” kata anak itu.
Mencintai adalah sebuah pilihan untuk berjuang bersama dengan orang yang kita cintai untuk kehidupan yang lebih baik.
Cinta itu berani berkorban untuk orang yang dicintai tanpa hitung rugi, karena hati yang menggerakkannya.
“Seperti Maria yang meminyaki kaki Yesus dengan minyak narwastu murni yang mahal harganya, dan menyekanya dengan rambutnya.”
Dia lakukan itu, karena bersyukur atas karya Yesus yang telah menghidupkan Lazarus adiknya.
Dia tidak berpikir seperti Yudas tentang harga mahal minyak narwastu itu dan sayang, jika hanya disia-siakan untuk meminyaki kaki.
Bagi Maria, cinta pada Yesus itu tak ternilai harganya, maka dia mau melakukan apa pun untuk mengungkapkan cintanya.
Apakah cintaku masih terarah pada diriku sendiri atau sudah terarah pada Tuhan dan sesama?