SIAPA mahluk yang paling sering meneteskan air matanya di dunia ini?
Jawabannya tentu sangat mudah ditemukan, yaitu seorang IBU.
Air mata seorang ibu jatuh menetes bukan karena dia mahluk lemah dan cengeng, tetapi justru menujukkan kekuatan pribadinya dalam bertahan dan berjuang menghadapi beban hidup, yang terkadang terlalu berat untuk dia tanggung.
Secara naluriah dan fisik, tubuh seorang perempuan memang dirancang Tuhan untuk “menerima” (receptor).
Segala hal dari luar diri seorang perempuan ditampung, diolah, di dalam tubuhnya, lalu dikeluarkan menjadi sesuatu yang membahagiakan dunia di sekitarnya.
Paling gampangnya bayanginnya, silahkan bayangkan dari mana bayi berasal? Dari mana air susu ibu bisa keluar?
Nah begitupun dengan air mata seorang Ibu.
Beban hidup yang dialami seorang ibu, ditampung di hatinya.
Ketika bedan itu sudah terlalu banyak sehingga tidak bisa lagi ditanggungnya, beban itu dibuang keluar bersama air matanya.
Dalam bacaan Injil hari ini kita berkenalan dengan seorang Ibu luar biasa.
Ibu ini tidak punya nama, hanya nama suaminya yang disebut: Ibu dari anak-anak Zebedeus.
Ibu ini punya dua anak: Yakobus dan Yohanes. Ibu hebat ini meminta hal yang tidak terpikir oleh para murid Yesus, yaitu:
Supaya anak-anaknya boleh duduk di sisi kiri dan kanan Yesus di KerajaanNya nanti.
Perhatikan, luar biasanya ibu ini, dia tidak meminta sesuatu untuk dirinya sendiri, tetapi melulu untuk anak-anaknya.
Ternyata memang seperti itulah sifat seorang ibu, melulu untuk anak-anaknya, melulu untuk keluarganya, hampir tidak pernah ia memikirkan kebaikan untuk dirinya sendiri.
Inilah yang membuat seorang ibu lebih sering menangis bila dibanding dengan anggota keluarga yang lain.
Karena terlalu banyak hal yang ditanggung dan dipikirkannya, yang juga menjadi beban hidupnya.
Ketika suami atau anak-anaknya sakit,
Ketika anak-anaknya belum mandiri, masih mencari pekerjaan atau jodoh.
Ketika anak anaknya masih bergulat dengan sekolahnya,
Ketika begitu banyak urusan rumah yang terbengkalai.
Ketika ia harus tersenyum di depan anak-anaknya, meski suaminya sangat menyakiti hatinya.
Ketika “si mbak” belum balik dari kampung.
Dan masih banyak lagi hal-hal yang ada di kepala seorang Ibu.
Kepada semua Ibu diseluruh dunia, saya berpesan:
Jangan menangis lagi Mama,
Meski ku tahu beban hidupmu saat ini begitu berat untuk kau tanggung.
Ku tidak pernah bisa menghitung berapa banyak air matamu yang mengalir mengiringi doa-doamu,
dan membasahi alas tidurmu.
Meski anakmu saat ini belum bisa membahagiakanmu,
Namun bahagiaku saja sudah menjadi bahagiamu juga.
Tuhan Yesus, jagalah mamaku,
Jangan biarkan air matanya menetes lagi untuk kesekian kalinya.
Betullah Mazmur tanggapan hari ini yang berseru:
“Mereka yang menabur dengan bercucuran air mata,
akan menuai dengan sorak sorai.”
Selamat malam kawan-kawanku yang baik,
Semoga Tuhan mendengar doa-doa ibumu.
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)