Minggu, 14 November 2021
- Dan. 12:1-3.
- Mzm.16:5.8.9-10.11.
- Ibr.10:111-14.18.
- Mrk. 13:24-32
ADA saja orang-orang Kristiani dengan cara pikirnya yang konyol. Karena selalu merasa diri bisa menentukan kapan Tuhan Yesus nantinya akan datang kembali.
Mereka mengkaitkan kejadian-kejadian yang terjadi karena faktor alam sebagai pedoman untuk meramalkan datangnya akhir zaman.
Peristiwa gempa bumi yang hebat, gunung meletus, tsunami, angin topan, banjir sebagai fenomena alam yang menunjukkan kegelisahan bumi akan datangnya akhir zaman.
Masih banyak tanda-tanda alam yang mereka yakini. Bahwa Tuhan sudah marah dengan manusia, hingga Tuhan hendak mendatangkan penghakiman bagi manusia.
“Cuaca sekarang menjadi sangat tidak menentu, bisa tiba-tiba hujan padahal belum musimnya,” kata seorang bapak.
“Banyak sekali orang mengaitkan fenomena alam ini dengan berbagai faktor, salah satunya kerusakan alam. Bahkan ada yang berpikir tentang bumi yang sudah berat menanggung kehancuran,” katanya.
“Sebagian orang lagi meramalkan tentang akhir zaman yang datangnya sudah semakin mendekat,” lanjutnya
“Kadang ada orang yang meramal hanya sekedar mencari sensasi saja, lalu berusaha mencari untung dari keresahan manusia lainnya,” ujarnya.
“Kenyataannya manusia hanya bisa memprediksi tanpa terbukti kebenarannya,” lanjutnya lagi.
“Namun ramalan hanya membuat manusia menjadi takut, cemas, dan khawatir untuk bisa menatap masa depan yang sesuai dengan kehendak Tuhan,” katanya.
“Dalam ketidakpastian itu, sering kali kita menarik Tuhan untuk berbuat sesuatu. Tetapi mestinya diri kita sendirilah yang harus proaktif menjaga dan melestarikan alam ciptaan ini,” ujarnya.
“Tidak usah terlalu cemas berpikir dan bicara tentang akhir zaman. Yang penting kita gunakan kesempatan yang ada saat ini untuk bertobat dan bertumbuh sebagai pribadi yang sesuai dengan kehendak Tuhan,” ujarnya lagi.
Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian.
“Tariklah pelajaran dari perumpamaan tentang pohon ara.
Apabila ranting-rantingnya melembut dan mulai bertunas, kamu tahu, bahwa musim panas sudah dekat.
Demikian juga, jika kamu lihat hal-hal itu terjadi, ketahuilah bahwa waktunya sudah dekat, sudah di ambang pintu.
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya angkatan ini tidak akan berlalu, sebelum semuanya itu terjadi.
Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu.”
Kedatangan Kristus kedua kalinya ke dunia sering diidentikkan dengan Hari Kiamat.
Peristiwa itu akan diawali dengan bunyi sangkakala, kilat menyambar-nyambar, terjadi gempa, dan hujan es yang menimpa manusia.
Kita mestinya lebih waspada menghadapi zaman yang bergejolak dengan bertekun menghidupi firman Tuhan. Bukan malah sibuk mengotak-atik dan lalu berusaha mencari waktu kapan persisnya kedatangan Tuhan itu nantinya akan terjadi.
Panggilan kita sebagai murid Yesus justru adalah berusaha membuktikan kata-kata Yesus bahwa melalui karya, pelayanan, dan hidup kita,“perkataan-Ku tidak akan berlalu”, walau bumi dan langit hancur sekalipun.
Kesetiaan dan ketekunan adalah sikap batin kita yang perlu kita tunjukkan atas anugerah Allah. Supaya dalam situasi apa pun kita senantiasa bertumbuh dalam kasih setia Allah.
Bagaimama dengan diriku?
Apakah aku bisa menggunakan kesempatan hidup ini untuk berbakti kepada Tuhan melalui sesama?