Demikian diungkapkan Alan Loy McGinnis penulis buku The Romance Factor. Kata Alan, badai itu tidak akan berlangsung lama. Habis gelap akan terbit terang.
Tenggang-menenggang dalam ‘cuaca buruk’, itulah cara pertama agar perahu perkawinan tidak karam. Orang yang saling mencintai sadar bahwa pada suatu saat dapat terjadi ‘gangguan’ karena kita adalah manusia bukan malaikat.
“Cinta itu sabar” kata salah satu tokoh religius terkenal, Paulus. Dapat dikatakan bahwa cinta adalah seni berkompromi dengan murah hati.
Sepasang suami istri berkata,” perkawinan yang berhasil sebenarnya tidak pernah merupakan memberi dan menerima yang berbanding 50-50. Menurut pendapat kami, perbandingan itu 75-25. Kadang-kadang yang 75 berasal dari aku. Kadang-kadang yang 75 datang dari suamiku.”
Sumber : Sehatnews.Com