Puncta 30 Maret 2024
Vigili Paskah
Markus 16:1-8
TIDAK ada orang yang tidak punya pengalaman takut. Ada banyak sekali ketakutan yang kita hadapi. Takut akan masa depan. Takut tidak punya pekerjaan. Takut tidak bisa sekolah. Takut tidak punya jodoh. Kalau punya anak, takut atau kawatir apakah bisa menyekolahkan, memenuhi segala keperluannya?
Anak-anak di Gaza, Ukraina, Uganda, Suriah, Kongo, Sudan dan daerah-daerah konflik sekarang ini dibayangi ketakutan apakah masih bisa bertahan hidup karena ancaman perang.
Mereka diliputi ketakutan karena pertikaian yang tidak kunjung selesai. Mereka hidup di pengungsian yang serba sulit. Ketakutan dan kekawatiran melanda setiap orang.
Ahmed (3 tahun) dan adiknya, Omar (2 tahun) selamat dari serangan di Beit Heinun, namun kedua orangtua dan kakaknya tewas. Mereka pernah dirawat di Rumah Sakit Indonesia di Gaza.
Banyak anak mengalami ketakutan dan trauma. Mereka kehilangan keluarga dan jadi tuna wisma. Dunia dan manusia saat ini sedang tidak baik-baik saja, sedang dilanda ketakutan dan kekawatiran.
Pengalaman ketakutan itu juga dialami para perempuan yang pagi-pagi benar pergi ke makam Yesus. Mereka takut diketahui orang banyak. Mereka kawatir siapa yang akan menggulingkan batu penutup makam.
Namun mereka terkejut dan heran karena batu itu sudah terguling dan ada pemuda berjubah putih yang duduk di dalam dan berkata, “Jangan takut! Kamu mencari Yesus dari Nasaret yang tersalib itu? Ia sudah bangkit dan tidak ada lagi di sini.”
Para wanita itu diminta mewartakan kabar yang mengejutkan itu kepada murid-murid-Nya dan Petrus. Karena sangat takutnya mereka tidak mengatakan sesuatu kepada siapa pun. Ketakutan membelenggu seseorang sehingga ia tidak berani berbuat apa-apa.
Warta kebangkitan yang pertama disampaikan adalah “Jangan takut.” Kendati pada awalnya wanita-wanita itu belum memahami, namun lama kelamaan hati dan pikiran mereka dibimbing untuk mengerti dan menjadi pewarta kabar sukacita bahwa Yesus bangkit.
Kematian bukan akhir segala-galanya bagi orang yang percaya. Kebangkitan Yesus adalah jawabannya. Yesus yang bangkit mengalahkan maut. Kebangkitan membuka cakrawala hidup baru.
Penderitaan, sengsara dan kematian bukan apa-apanya jika kita mau menghubungkan dengan kebangkitan Yesus. Kebangkitan menjadi lambang kemenangan atas maut.
Jangan takut berarti juga sebuah harapan akan kehidupan baru. Jangan takut menghadapi masa depan karena ada harapan. Kebangkitan Yesus adalah jaminannya.
Penderitaan, salib dan kematian menjadi berarti jika dihubungkan dengan kebangkitan.
Mari kita wartakan sukacita Paskah ini, “Jangan Takut.” Mari kita doakan semoga dunia diliputi damai dan ketentraman bagi semua makhluk-Nya. Semoga bukan ketakutan yang kita sebarkan, tetapi kedamaian dan sukacita.
Mendung tidak berarti hujan,
Angin kencang membawa awan.
Yesus mengalahkan kematian,
Manusia berdosa diselamatkan.
Cawas, halelluia Ia telah bangkit
Rm. A. Joko Purwanto Pr