SEGALA hal yang kita lakukan, jika itu dilakukan dengan tergesa-gesa, maka, hasilnya dapat kita lihat, pasti tidak baik, tidak maksimal.
Apapun itu belajar, bekerja dan berdoa, jika kita lakukan dengan tergesa-gesa, tidak banyak yang kita dapatkan. Mungkin akan terjadi yang sebaliknya, kita menjadi kecewa dan menyesal telah melakukannya secara demikian.
Juga dalam pertumbuhan rohani kita, kita tidak diizinkan untuk melakukannya dengan tergesa-gesa. Ikuti prosesnya, nikmati prosesnya, dan lihat juga tahap-tahapnya.
Awalnya, ketika masih kanak-kanak, kita hanya bisa membuat Tanda Salib dan mendoakan doa-doa Pokok dalam Gereja: Salam Maria, Bapa Kami, Kemuliaan dan Aku Percaya.
Sekarang, setelah melewati waktu, bertumbuh dalam komunitas: Keluarga, Sekolah, Lingkungan dan Kelompok Devosi, kita merasakan pertumbuhan iman kita itu.
Apakah kita melakukannya itu dengan tergesa-gesa? Pasti tidak!.
Lebih lanjut, saya ingin memperdalam frase kata “Jangan Tergesa-gesa” ini yang dikaitkan dengan pertumbuhan iman kita.
Ada beberapa poin yang hendak saya tunjukkan bagaimana sebenarnya tahapan dari pertumbuhan iman kita itu. Ada empat point yang saya tawarkan:
Pertama, Percaya Tuhan terus bekerja dalam hidup kita, juga ketika kita tidak merasakannya. Ooo, Pasti pernah terjadi dalam hidup kita, ketika kita merasa “kehilangan” sosok Tuhan. Atau mungkin juga pernah terjadi dalam kehidupan kita, saat kita berdoa dihadapan Tuhan, kita merasa sedang “berbicara sendiri”, kita merasa Tuhan “tidak ada dihadapan kita”.
Dan juga pernah terjadi dalam kehidupan kita, saat kita ditanya oleh seseorang tentang relasi kita dengan Tuhan, jawaban kita sekenanya, “yach, biasa-biasa saja” atau “tidak tahu” atau “bingung”.
Kok bisa? Karena tidak tahu, bagaimana Tuhan bekerja?
Sahabat, saya beritahu ya, meskipun kita mengatakan bahwa “Saya tidak merasakan kehadiran Tuhan”, catat baik-baik ya, Tuhan tetap bekerja dalam kehidupan kita. Tidak usah tanya mana buktinya? Kamu terima saja apa yang saya katakan ini.
Kedua, Belajarlah terus menerus dan tuliskan pertumbuhan imanmu dalam buku harianmu atau buku refleksimu atau dalam buku jurnalmu.
Intinya, kamu berani untuk mengevaluasi pertumbuhan imanmu. Bukankah kita harus belajar dari pengalaman-pengalaman kita. Jangan merasa malu, jika memang iman kita belum matang dan dewasa.
Pertumbuhan iman adalah bicara tentang relasi dengan Tuhan. Untuk bisa berelasi dengan Tuhan, tidak harus kamu belajar teologi dan Kitab Suci atau ikut kursus ini dan itu, tetapi bagaimana saya bisa merasakan ketenangan dan damai saat berdoa di hadapan Tuhan. Juga saat bagaimana saya bisa sabar menantikan jawaban dari doa-doa saya itu.
Ketiga, Tumbuh menjadi pribadi yang sabar di hadapan Tuhan dan untuk diri sendiri. Jujur, banyak dari antara kita, terus berjuang untuk menjadi pribadi yang sabar. Banyak dari antara kita suka yang “serba cepat’ dan kadang terpengaruh dengan “ yang spontan”, bahkan jika tidak hati-hati dan bijaksana ikut “yang spekulatif”.
Ketahuan, jika ada sesuatu yang kita inginkan tidak tercapai, kita mudah frustasi. Untuk kita yang punya kecenderungan menjadi pribadi yang tidak sabaran, ikuti nasehat dari Santo Yakobus ini, “Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apa pun” (Yakobus 1:4). Pesannya jelas: Ketekunan mendatangkan kematangan yang sempurna.Jadi pribadi yang sabar ya!
Keempat, Jangan mudah kecil hati. Sikap merasa “kecil” atau “kecil hati” menjadi salah satu penghalang untuk pertumbuhan rohani. Efek dari sikap ini adalah kita tidak akan pernah bisa menjadi pribadi yang mandiri dan kita akan terus tergantung pada orang lain. Pribadi semacam ini pasti merepotkan.
Apakah sikap ini ada dalam dirimu? Jika ada, saranku, berubahlah!. Saya senang dengan pernyataan ini, “A delay is not a denial from God”.
Sering terjadi, jika kita minta kepada Tuhan, tetapi tidak segera tidak dijawab, lalu kita “ngambek”, terus bilang, “Tuhan tidak sayang”. Please, jangan githu dhonk. Jangan berkecil hati ya. Tetap semangat!.
Dari empat point yang sudah saya urai di atas, baik jika saya mengungkapkan demikian, “Please be patient, God is not finished with you yet”.
Yakinlah, Tuhan masih dan tetap menyiapkan rencana yang besar untuk hidup kita.
Syaratnya: Jangan tergesa-gesa. Pasti, akan tiba waktunya. Tunggu saja!.
Hong Kong, 17 April 2020