Home BERITA Jangan Tunda untuk Bertobat

Jangan Tunda untuk Bertobat

0
Ilustrasi - Bertobat. (Ist)

Selasa 18 Juli 2023.

  • Kel. 2:1-15a.
  • Mzm. 69:3,14,30-31,33-34.
  • Mat. 11:20-24.

DALAM kehidupan beriman ini, yang menjadi pemicu kita dalam menunda pertobatan adalah pemikiran bahwa selalu ada kesempatan untuk bertobat dan mengalami perubahan.

Padahal, kenyataan sebenarnya tidak selalu ada kesempatan untuk bertobat dan mengalami perubahan.

Tidak seorang pun tahu kapan akhir perjalanan hidupnya, sehingga sebenarnya tidak seorangpun tahu kapan kesempatannya untuk bertobat dan berubah, sampai tidak akan ada lagi.

Kuasa gelap menipu banyak orang dengan suara bahwa nanti selalu masih ada kesempatan untuk bertobat dan berubah.

Padahal, sering kesempatan itu akan segera lenyap dan tidak pernah kembali lagi.

Usaha kuasa gelap dimaksudkan agar kita tidak berjaga-jaga dengan sungguh-sungguh, dan tidak menggunakan kesempatan yang ada untuk bertumbuh.

Maka sebagai akibatnya, kita kehilangan kesempatan sama sekali. Fakta yang tak dapat dibantah bahwa kuasa gelap telah berhasil menipu banyak orang sehingga mereka menyia-nyiakan kesempatan yang Allah berikan.

Hal tersebut mengakibatkan kebinasaan atas diri mereka sendiri. Dengan cara ini, kuasa gelap berhasil memisahkan manusia dari Allah Bapa.

Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian,

“Aku berkata kepadamu: Pada hari penghakiman, tanggungan Negeri Sodom akan lebih ringan dari pada tanggunganmu.”

Kecaman Tuhan Yesus terhadap mereka yang tidak mau bertobat menjadi peringatan juga bagi kita sebagai pengikut Kristus.

Kita pun telah menerima kelimpahan berkat dari Tuhan, tetapi sering tidak bersyukur atas berkat-berkat tersebut.

Kita kurang bersyukur dalam menerima pemberian Tuhan dan kurang memakainya untuk melayani Tuhan dan sesama.

Kecaman Tuhan Yesus atas Khorazim, Betsaida, dan Kapernaum seharusnya menjadi pelajaran bagi kita.

Kita kadang bersikap iri hati dan kurang bersyukur menerima segala berkat dan anugerah yang telah Tuhan limpahkan kepada kita.

Saatnya kita bertobat, hidup penuh syukur pada Tuhan dan menggunakan berkat bagi kebaikan bersama.

Ada pepatah yang mengatakan, “Kebahagiaan itu bukanlah karena kita menerima apa yang kita inginkan, melainkan karena kita dapat mensyukuri apa yang telah kita terima dan miliki sekarang”.

Bagaimana dengan diriku?

Apakah aku telah menjalani laku tobat yang sungguh dan benar?

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version