Bacaan 1: 2Sam 7:4-5a. 12-14a. 16
Bacaan 2: Rm 4:13. 16-18. 22
Injil: Mat 1:16. 18-21. 24a
Janji adalah sebuah ucapan yang menyatakan kesediaan dan kesanggupan untuk melakukan sesuatu. Sedangkan “jiwa”, memiliki makna roh manusia, seluruh kehidupan batin manusia (perasaan dan pikiran), buah hati atau kekasih. Setidaknya itu menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2016).
Sehingga secara sederhana, “janji jiwa” memiliki makna sebuah kesediaan atau persetujuan dari seseorang yang sangat spesial atau kekasih.
Bacaan-bacaan hari ini berbicara tentang “Janji dari kekasih hati” kita, yaitu Allah Bapa bagi orang-orang beriman.
Alkitab memang tidak menceritakan kehidupan rohani Abraham sebelum dipanggil-Nya. Namun setidaknya diketahui, ia dipanggil saat berada di Ur-Kasdim dan Haran, kota yang menyembah sederet dewa Babel, terutama dewa bulan, Sin.
Sehingga Allah memanggil Abraham keluar dari budaya penyembahan berhala itu.
Abraham diminta keluar dari negeri yang ditinggalinya serta berpisah dari orangtua dan sanak saudaranya. Ia diberikan janji oleh Allah, menjadi bapa bangsa yang besar, keturunan banyak bukan karena ia taat menjalankan Taurat, namun karena iman.
Santo Yusuf taat melaksanakan apa yang disampaikan malaikat Tuhan karena iman, sebagai anugerah Allah. Yusuf diminta untuk ikut terlibat dalam “Rencana Keselamatan Allah” dengan menjadi ayah Yesus, Putera-Nya, di dunia.
“Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus.
Selanjutnya, Allah berjanji bahwa istrinya Maria akan melahirkan anak laki-laki sebagai “Sang Juru Selamat Dunia”.
“…Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena *Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka.”
Sebagai manusia biasa, hatinya mungkin remuk redam mengetahui calon istrinya telah hamil duluan sementara mereka belum berhubungan badan. Menurut tradisi Yahudi, ia berhak menceraikan Maria serta menyerahkannya pada hukum untuk dilempari batu hingga mati.
Namun Yusuf memilih taat pada apa yang disampaikan oleh malaikat Tuhan.
Kepada Daud orang pilihan-Nya yang sangat kuat imannya, Allah juga memberikan janji-Nya,
“…Keluarga dan kerajaanmu akan kokoh untuk selama-lamanya di hadapan-Ku, takhtamu akan kokoh untuk selama-lamanya.”
Pesan hari ini
Kamu juga diberikan “janji jiwa” oleh Allah, yaitu kasih karunia hidup kekal, sebagai anugerah-Nya.
Dengan iman, manusia menanggapi pewahyuan-Nya.
“Iman tidak pernah memberitahu kemana akan membawamu kecuali untuk mengenal dan mencintai-Nya.”