Jari Jemari Bernyanyi

0
38 views
Ilustrasi: jari-jemari tangan. (Ist)

Puncta 7 April 2025
Senin Prapaskah V
Yohanes 8: 1-11

NASIHAT dari lagu Jawa: “Enthik-enthik, patenana si penunggul. Gek dosane apa. Dosane ngungkul-ungkuli. Dhi aja dhi sedulur tuwa kuwi malati”.

Nenek moyang kita memakai jari jari untuk memberi nasihat. Jari jemari adalah gambaran lima orang anak dalam keluarga.

Anak sulung namanya Jempol. Kedua, namanya Penuding. Ketiga namanya Panunggul. Keempat bernama Si Manis dan yang bungsu bernama Jenthik.

Setiap hari mereka bekerja membantu orangtuanya, bahu membahu satu sama lain, semua pekerjaan dikerjakan secara bersama-sama, berat sama diangkat, ringan sama dijinjing.

Ke mana-mana mereka pun selalu bersama. Bahkan bisa dikatakan mereka sangat rukun dan bahagia.

Suatu hari setelah mereka kerja keras, Penunggul melihat agar-agar yang lesat segar. Diambillah agar-agar itu dan dimakan sendiri.

Penuding sangat marah. Begitupun Si Manis dan Jenthik marah sekali. Dengan geram Penuding berkata kepada Jentik, “Enthik, Enthik, Patenana Si Penunggul (Jentik, Jentik, bunuhlah Penunggul).

Jentik menjawab, ”Gek dosane apa?” (Apa dosanya?) Manis berkata, “Dosane ngungkul-ungkuli” (Dosanya selalu mengalahkan yang lain). Mendengar kata-kata Manis itu, Jempol menasehati, “Aja Dhi, aja dhi, sedulur tuwa malati,” (Jangan, ya Dik, saudara tua itu bisa membawa tuah).

Semua saudara mendengarkan kata-kata Jempol. Mereka pun mengampuni Penunggul, serta menghargai semua kata-kata dari saudara yang lebih tua dan selanjutnya mereka hidup rukun damai sejahtera.

Kita mudah sekali ingin menghukum dan mengadili orang lain. Sama seperti orang-orang Farisi yang ingin melempari batu perempuan yang berzinah. Tetapi Yesus menunjukkan sikap Allah yang mengampuni.

Seperti Jempol yang menasehati saudara-saudaranya agar tidak menghukum si Panunggul, demikianlah Allah juga mengampuni semua orang yang berdosa. “Aku pun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang.”

Marilah kita suka mengampuni orang yang bersalah pada kita.

Lebaran sudah hampir usai,
Arus balik sudah akan mulai.
Tuhan hanya ingin mengasihi,
Siapapun kita tanpa terkecuali.

Wonogiri, Kasih-Mu abadi ya Tuhan
Rm. A. Joko Purwanto, Pr

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here