Bacaan 1: Ibr 9:2-3. 11-14
Injil: Mrk 3:20 – 21
“SAYA tidak tahu siapa yang gila, saya atau mereka,” jawab Albert Einstein saat ia dikatakan gila oleh teman-temannya.
Einstein, manusia paling jenius di abad 20 yang diberi gelar bapak fisika modern.
Nabi Nuh dianggap gila oleh hampir semua orang di zamannya. Ia membuat perahu di musim kemarau di atas bukit, mengimbau orang-orang bertobat dan taat pada Allah. Belakangan ia dan seisi bahtera diselamatkan oleh Allah sedangkan orang sedunia musnah oleh banjir air bah.
Orang jenius lainnya yang dianggap gila, antara lain Isaac Newton (fisikawan), Ludwig van Beethoven (komposer), Edgar Allan Poe (penulis), Vincent van Gogh (pelukis) dan John Nash (matematikawan).
Mereka orang jenius yang mengalami gangguan kejiwaan hingga schizofrenia (Detik, 25022010).
Ada yang menghubungkan antara jenius dan kegilaan. Orang-orang jenius itu ternyata memiliki gangguan kejiwaan. Namun para ahli masih melakukan penelitian tentang hal ini.
Serangkaian penyembuhan dan pengusiran setan membuat Tuhan Yesus menjadi terkenal sekaligus dianggap orang aneh.
Tuhan banyak melakukan hal itu sebagai pengajar di rumah ibadat sehingga menjadi berbeda dengan imam dan pengajar yang selama ini berkarya disitu.
Tuhan mengajar dengan penuh kuasa sehingga roh jahat pun takluk kepada-Nya, ini yang mereka tidak mampu.
“Maka datanglah orang banyak berkerumun pula, sehingga makanpun mereka tidak dapat. Waktu kaum keluarga-Nya mendengar hal itu, mereka datang hendak mengambil Dia, sebab kata mereka Ia tidak waras lagi.”
Untuk menggambarkan kesucian Tuhan Yesus kepada jemaat Ibrani, Rasul Paulus menggunakan gambaran tentang kemah suci dalam tradisi kuno Yahudi.
Dalam kemah suci ada dua bagian kudus yaitu bagian paling depan dimana terdapat kaki dian dan meja dengan roti sajian. Lalu bagian kedua adalah kemah lain di belakang tirai yang merupakan tempat Maha Kudus.
Para imam masuk ke tempat Maha Kudus setiap tahun dalam upadara Pendamaian atau Yom Kipur. Saat masuk, mereka harus mempersembahkan kurban berdarah.
Tuhan Yesus masuk ke tempat Maha Kudus sekali untuk selamanya, yaitu di ruang ilahi surgawi. Ia tidak perlu membawa persembahan kurban berdarah sebab Dia-lah kurban itu sebagai silih dosa umat manusia.
Satu kurban efektif Tuhan Yesus telah menggantikan upacara pendamaian yang lama.
Pesan hari ini
Apakah kamu juga menganggap Tuhan Yesus gila? Tuhan Yesus melebihi jenius karena Ia memiliki kesetaraan dengan Allah. Dia telah mempersembahkan Diri-Nya sebagai silih dosa umat manusia.
Tuhan tidak merubah nasib suatu bangsa sebelum bangsa itu merubah nasibnya. Tetaplah pakai maskermu dan jaga jarakmu.