Bacaan 1: Rm 6:19-23
Injil: Luk 12:49-53
Beberapa waktu lalu sempat viral, seorang anak tokoh agama tertentu memilih mengimani Kristus dan lalu sempat “keluar dari rumah orang tuanya”. Saya juga pernah menulis kisah serupa, tentang seorang teman saya yang juga anak tokoh agama tertentu di daerahnya dan memilih mengimani Kristus.
Tentu saja hal itu membuat teman saya diusir dari rumah orang tuanya. Ia juga menerima perlakuan tidak mengenakkan dari lingkungan sekitarnya.
Teman saya dan juga anak tokoh yang viral itu telah menjadi suatu pertentangan dalam keluarga mereka. Inilah yang dimaksudkan Tuhan Yesus dalam perikop injil hari ini.
“Kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi? Bukan, kata-Ku kepadamu, bukan damai, melainkan pertentangan.
Karena mulai dari sekarang akan ada pertentangan antara lima orang di dalam satu rumah, tiga melawan dua dan dua melawan tiga.
Mereka akan saling bertentangan….”
Ini bukan sembarang pertentangan antara kalah dan menang atau tentang kekuasaan dan sebagainya. Namun, pertentangan mengenai sebuah kebenaran.
Tuhan Yesus akan melemparkan api.
Yaitu Roh Kudus pembawa hikmat dan pengenalan akan Allah. Tuhan mengharapkan itu terus menyala (sebagai “Terang”) sehingga perlu ketegasan terhadap pilihan sebuah kebenaran. Inilah yang akan menimbulkan pertentangan, seperti yang pernah dinubuatkan oleh Simeon saat melihat bayi Yesus di Bait Allah.
Tuhan Yesus tidak membawa damai bukan berarti Ia adalah perusuh atau provokator. Tapi Ia membawa sebuah pertentangan antara kebaikan dan kejahatan, memilih kebenaran sejati yaitu Allah.
Tuhan Yesus juga menyebut kematianNya sebagai baptisan, sebab Ia akan bangkit dari kematianNya dengan mulia, (Mrk 10:38-39). Sedangkan baptisan kita adalah mati bersama Kristus terhadap dosa lalu dilahirkan kembali dalam kekekalan bersama-Nya, (Rm 6:4).
“Tetapi sekarang, setelah kamu dimerdekakan dari dosa dan setelah kamu menjadi hamba Allah, kamu beroleh buah yang membawa kamu kepada pengudusan dan sebagai kesudahannya ialah hidup yang kekal.”
Dibaptis berarti dikuduskan (menerima pencurahan Roh Kudus).
Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.
Demikian peneguhan Rasul Paulus kepada jemaat di Roma
Pesan hari ini
Sebagai umat katolik, kita akan terus mengalami pertentangan karena mengimani Yesus adalah Tuhan sebab dunia menolak-Nya.
“Situasi sulit pada akhirnya membangun orang menjadi semakin kuat, terutama dalam iman.”