PENDAKI Jepang Junko Tabei yang menjadi perempuan pertama di dunia yang berhasil menaklukkan pundak Gunung Everest meninggal dunia pada usia 77 tahun di Tokyo, Jepang pada hari Minggu tanggal 23 Oktober 2016. Sepanjang hidupnya, almarhum Tabei praktis mendedikasikan hidupnya untuk kegiatan pendakian mencapai sedikitnya puncak gunung tertinggi di 70 negara.
Filosofi hidupnya sederhana saja. “Saya ingin mendaki setiap puncak gunung,” katanya menjawab sebuah wawancara dengan Associated Press tahun 1991. “Itu rasanya menyenangkan untuk selanjutnya mati,” demikian omongannya menjawab AP setelah 16 tahun sebelumnya berhasil membukukan posisinya sebagai perempuan pertama di dunia yang berhasil mencapai puncak gunung tertinggi di dunia ini.
Untuk seorang perempuan di Jepang, kisah hidup Junko Tabei ini agak di luar kebiasaan. Perempuan yang dalam tradisi Jepang sering hanya diposisikan sebagai ‘orang rumahan’, namun bagi Junko Tabei hal itu rasanya tidak berlaku.
Suaminya benar-benar mendukung kiprahnya bergerak ‘di luaran’ dengan mendaki gunung. Pada tahun 1969 ia mendirikan Ladies Climbing Clib di Jepang dengan semboyan “Let’s go on an overseas expedition by ourselves”. Hasratnya yang besar untuk mencapai puncak gunung tertinggi di dunia akhirnya tercapai pada tanggal 16 Mei 1975, saat dia memimpin sebuah tim rombongan para pendaki yang semuanya beranggotakan perempuan Jepang.
“Perempuan Jepang pada generasi saya umumnya hanya menjadi ibu rumah tangga saja,” ucapnya menjawab sebuah wawacara di tahun 1991.
Lahir di sebuah permukiman dengan tekstur pegunungan di Mihiru tahun 1939, Junko Tabei menghabiskan waktu kecilnya di Fukushima –sekitar 230 km sebelah utara Tokyo. Pengalaman naik gunung pertama kali dia lakukan dengan menaklukkan puncak Gunung Nasu yang dia lakukan bersama gurunya saat duduk di kelas empat SD.
Ia berhasil meraih gelar master di bidang manajemen pengelolaan sampah di Universitas Kyushu tahun 2000, seiring dengan keprihatiannya melihat Mt. Everest kini semakin ramai oleh banyaknya rombongan pendaki. “Menurut saya, Puncak Gunung Everest kini semakin ramai saja oleh banyaknya pendakian. Saatnya, Gunung Everest perlu ‘istirahat’,” ujarnya saat berparade di Nepal tahun 2003 menandai peringatan 50 tahun kisah Sir Edmund Hillary berhasil menaklukkan puncak Mt. Everest.
Namun, ambisinya tersebut akhirnya terkubur karena kondisi fisiknya menurun sejak tahun 2015 dan akhirnya hari Minggu lalu dia menyerahkan nyawanya kepada Tuhan.
Sumber: Associated Press