Puncta 20.12.21
Senin Pekan Khusus Advent
Lukas 1: 26-38
PEMANDANGAN menarik saat terjadi pertandingan tenis Wimbledon 2021.
Para penonton memberikan standing ovation (penghormatan meriah dengan berdiri dan tepuk tangan) kepada Sarah Gilbert, profesor Oxford University yang menemukan vaksin Astrazeneca.
Sarah Gilbert adalah salah satu penonton spesial yang diundang dan mendapat tiket di royal box, tempat duduk khusus keluarga kerajaan.
Mata semua penonton tertuju pada sosok perempuan pirang dengan blazer merah dan atasan putih, berkacamata.
Bahkan di luar stadion ada spanduk bertuliskan “Thank You” untuk berterimakasih atas jasanya menciptakan vaksin Astrazeneca, sehingga pertandingan tenis Wimbledon dapat terlaksana karena semua orang telah divaksin.
Terlihat semua penonton tidak memakai masker saat duduk di tempat.
Uniknya, ekspresi mimiknya saat tertangkap kamera, sangat sederhana dan biasa saja. Ia hanya tersenyum simpul.
Matanya sedikit terbelalak, karena terkejut saat namanya disebut.
Ia menghabiskan dua dekade waktu hidupnya di laboratorium untuk memproduksi vaksin.
Kita pantas bersyukur kepada para pahlawan kemanusiaan yang berjuang melawan pandemi virus corona ini.
Hari ini kita mendengar kabar gembira bagi seluruh dunia saat Malaikat Gabriel datang kepada Maria.
“Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau. Sesunguhnya engkau akan mengandung dan melahirkan seorang Anak laki-laki, dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus.”
Seperti vaksin yang menyelamatkan manusia dari pandemi adalah kabar gembira, demikian juga kelahiran Yesus dari Perawan Maria juga kabar gembira bagi seluruh dunia.
Sebagaimana vaksin mengalahkan virus corona, Yesus datang untuk mengalahkan dosa-dosa manusia.
Maria dengan rendah hati menanggapi warta gembira itu, “Sesungguhnya aku ini hamba Tuhan; terjadilah padaku menurut perkataan-Mu.”
Ketaatan dan kerendahan hati Maria memungkinkan Allah menjelma menjadi manusia dalam diri Yesus, Putera-Nya.
Kepasrahan dan kepercayaan Maria menjadi teladan bagi kita. Maria pasrah kepada kehendak Allah.
Ia juga percaya pada penyelenggaraan Allah. Ia hanya mengandalkan kehendak-Nya. Ia percaya semua ada di tangan Allah.
Iman seperti Maria inilah yang menjadi pegangan kita dalam menanggapi rencana dan kehendak Tuhan dalam diri kita.
Sudahkah kita pasrah dan percaya pada rencana Allah?
Malam gelap ada rintik hujan,
Kaki dingin menginjak rumput basah.
Maria teladan orang beriman,
Ajari kami taat kepada kehendak Allah.
Cawas, selalu gembira…