“Kabupaten Mimika menjadi kabupaten terkaya karena memiliki tambang emas terbesar,” ujar Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Papua Alex Rumaseb.
Di Papua sendiri Mimika merupakan kabupaten yang memiliki Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang paling besar dari seluruh kabupaten/ kota yang ada di Papua. Sementara nomor dua adalah Merauke.
Tak ada royalti
Meski begitu, jika PT Freeport Indonesia tidak berproduksi hingga akhir tahun, maka Papua terancam tidak akan menerima royalti lagi.
“Kalau Freeport tidak berproduksi maka Papua tidak akan mendapat royalti karena dari produksi itulah Papua mendapat royalti. Kemungkinan tahun depan tidak dapat,” kata Alex di Jayapura, Senin.
Menurut dia, jika dihitung setiap tahun anggaran (Januari-Desember) 2010, Papua mendapat royalti yang pembayarannya dilakukan sebanyak empat kali, namun ia belum tahu apakah royalti itu sudah dicairkan atau belum.
Sementara untuk tahun 2011, lanjutnya, Papua terancam tidak akan mendapat royalti karena PT Freeport belum bisa berproduksi akibat masalah yang ada saat ini.
Dari pusat ke daerah
Dia menjelaskan, sitem pembayaran royalti yang dilakukan PT Freeport yakni dibayarkan ke pusat kemudian dibagi ke daerah sesuai dengan aturan. Dari keseluruhan royalti, untuk Pemprov Papua mendapat sembilan persen.
“Menurut aturan 20 persen kembali ke Pusat, kemudian 16 untuk pemerintah provinsi, kemudian 32 persen untuk kabupaten penghasil (Mimika), dan 32 persen dibagi ke 28 kabupaten/kota secara merata,” jelasnya.
Dia mengatakan, pada 2010, Bappeda menghitung Kabupaten Mimika mendapat dana dari royalti PT Freeport sekitar Rp400 miliar. Sedangkan royalti sebesar Rp400 milar dibagi ke seluruh kabupaten/kota, masing-masing daerah mendapat Rp12 sampai dengan Rp13 miliar.
Oleh sebab itu, jika Freeport tidak berproduksi akan terjadi perubahan drastis dalam pendapatan daerah.
