PADA tanggal 8 Mei 2017 ini, Gereja Katolik Lokal Keuskupan Agung Jakarta merayakan genap 210 tahun eksistensinya sebagai komunitas jemaat beriman di KAJ. Dari banyak rangkaian acara yang sifatnya sacramental –perayaan ekaristi syukur—maka di tengah perhelatan Konferensi Keluarga Katolik Jakarta 2017 (K3J17), sebuah perayaan ekaristi meriah juga berlangsung di sini.
Bapak Uskup Agung KAJ Mgr. Ignatius Suharyo berkenan memimpin perayaan ekaristi syukur dalam rangka peringatan 210 tahun KAJ bersama ribuan peserta acara Konferensi Keluarga Katolik Jakarta 2017 yang diampu oleh Komisi Keluarga KAJ.
Konferensi Keluarga Katolik Jakarta 2017 itu telah berlangsung pada hari Kamis tanggal 1 Juni 2017 dan mengambil lokasi di ICC Hall, Mega Glodok Kemayoran, Jakarta Pusat. Konferensi ini mengambil tema “Keluarga, Sekolah Kehidupan”.
Konferensi ini didakan sebagai bentuk kontribusi Gereja Katolik di KAJ –khususnya Komisi Keluara KAJ- untuk mengembalikan perhatian kita pada keluarga. Di dalam keluarga-keluarga kristiani itulah, iman seluruh anggota keluarga akan bertumbuh, berkembang, dan berbuah.
Kita semua meyakini bahwa keluarga merupakan salah satu pilar kehidupan sosial di masyarakat. Gereja Katolik juga percaya kehidupan berkeluarga di era modern ini semakin mendapat banyak tantangan. Di sinilah Keuskupan Agung Jakarta melihat pentingnya keluarga dan kemudian bernisiatif memberi perhatian khusus pada keluarga-keluarga katolik. Itu dengan maksud supaya peran mereka dalam Gereja–terutama masyarakat– dapat semakin berkembang.
3.000-an peserta
Acara Konferensi Keluarga katolik Jakarta ini berhasil mengumpulkan 3.000-an peserta dari berbagai latar belakang mulai dari dewasa, muda, pra-nikah, sampai keluarga muda ini. Acara ini menjadi menarik bagi mereka, karena konferensi ini mengangkat berbagai tema relevan dan memperbincangkan ‘isu-isu strategis’ untuk mengakomidasi munculanya berbagai tantangan keluarga di masa kini.
Itu termasuk problema mengenai beberapa hal berikut:
- Komunikasi keluarga.
- Istri yang diberkati.
- Suami yang baik.
- Keluarga dengan anak berkebutuhan khusus.
- Seksualitas pasutri.
- Perencanaan keuangan keluarga.
- Single parenthood.
- Keluarga bijak gadget.
- Mencari pasangan katolik.
- Perkawinan kedua.
- Keluarga vs. pelayanan.
- Penyembuhan dalam keluarga.
- Pendidikan seks pada
- Anak: tujuan vs. Kkarunia.
Seluruh tema ini dibawakan dalam rangkaian kelas diskusi dan talkshow satu hari. Para peserta bisa memilih topik bahasan mana yang mereka sukai.
Melihat peristiwa ini
Selaku penasihat acara K3J17, Romo Andang Listya Binawan SJ menuturkan pentingnya perhatian terhadap keluarga untuk menghadapi tantangan di era modern ini–yaitu kurangnya kemampuan berkompromi dikarenakan ego yang semakin dominan. Hal inilah yang melahirkan tema-tema kecil dalam seminar dan talkshow dalam Konferensi Keluarga Katolik Jakarta 2017.
Harapannya, tema-tema tersebut dapat memenuhi kebutuhan yang dianggap penting dan belum banyak diolah di paroki-paroki.
Acara ini menjadi terwujud nyata, berkat adanya kolaborasi Komisi Keluarga KAJ dengan para pakar dan pewarta dari berbagai komunitas dan lapisan masyarakat. Mereka itu datang dari komunitas awam maupun kaum religius.
Keuskupan Agung Jakarta –khususnya Komisi Keluarga KAJ– berharap konferensi ini dapat menjadi sarana diskusi untuk umat katolik dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi oleh keluarga katolik secara terbuka. Acara semacam ini juga bisa menjadi ajang bertemu, menyapa, dan berkolaborasi antara Seksi Kerasulan Keluarga Paroki (SKK), Komisi Kerasulan Keluarga KAJ, juga para pemerhati keluarga di KAJ.
Melihat dari perspektif beda
Selaku ketua panitia pelakasana, Felix Wira Putera melihat acara Konferensi Keluarga Katolik Jakarta 2017 seperti ini. Ia juga menyadari pentingnya keluarga di dalam Gereja Katolik sebagai basis dan Gereja terkecil dan juga menjadi ‘Gereja’ pertama bagi seorang anak. Topik-topik yang terkini dan up-to-date mengenai keluarga dan para narasumber yang berkompeten di bidangnya masing-masing telah memperkaya pemahaman atas tema-tema tertentu yang relevan bagi kebutuhan masing-masing.
Itulah sebabnya, berbagai tema hangat yang dibicarakan dalam konferensi ini disampaikan oleh pembicara-pembicara dengan latar belakang yang berbeda-beda, namun sangat kompeten dengan topic bahasan tersebut. Tidak tanggung, acara ini juga telah menggandeng pembicara yang sudah dikenal dan berpengalaman di bidangnya.
Sebut saja beberapa nama berikut ini. Yakni, Bapak Michael Tjoajadi ,IbuAnne Gracia,Ibu Susana Ari Herdi Wibowo,, Stephanus Tay & Inggrid Tay, Ibu Heidy Awuy, Bapak Andy Chandra, Ibu Fransiska Kaligis, Ibu dr. Lia B. Ariefano, Romo Andang Binawan SJ, Romo Erwin Santoso MSF, dan berbagai pembicara lainnya.
Panitia sungguh ingin menjadikan konferensi ini sebagai tempat dimana keluarga katolik di KAJ bisa memperkaya wawasan dan memperoleh kekuatan dengan saling bertegur sapa serta bertukar pikiran dengan umat se-KAJ.
Konferensi satu hari penuh ini kemudian ditutup dengan perayaan ekaristi meriah bersama Uskup Keuskupan Agung Jakarta dan para uskup lainnya yang baru saja menyelesaikan pertemuan uskup se-Regio Jawa di Jakarta pada hari yang sama.
Konferensi bertepatan dengan peringatan Hari Kelahiran Pancasila dan mengusung tema KAJ tahun ini “Kemanusiaan yang Adil dan Beradab”. Karena itu, konferensi ini diharapkan menjadi pemicu untuk masyarakat luas –khususnya keluarga katolik– untuk sungguh mengalami pertumbuhan dalam keluarga. Harapannya agar sehingga pola relasi dengan sesama -terutama di Indonesia– juga bisa semakin baik dan membuahkan efek positif yang berlimpah.
Konferensi Keluarga Katolik Jakarta 2017 (K2J17) adalah kegiatan konferensi satu hari untuk memberikan sarana bagi keluarga-keluarga katolik, khususnya di Jakarta, sehingga dapat saling menyapa, berdiskusi, dan berkolaborasi. Acara inidiselenggarakan oleh Keuskupan Agung Jakarta, masih dalam rangka konteks Perayaan 210 tahun hadirnya Gereja Katolik di Keuskupan Agung Jakarta.
Informasi detil tentang kegiatan ini bisa diakses Facebook dan Instagram @KonferensiKeluargaJKT.