Home BERITA Kalau Tak Berpuasa, Terus So What Gitu Loh?

Kalau Tak Berpuasa, Terus So What Gitu Loh?

0
Ilustrasi: Berdoa dan berpuasa by Philippine Catholic Mission

Bacaan 1: Am 9:11 – 15
Injil: Mat 9:14 – 17

SIKAP hidup orang Jawa yang diwarisi dari leluhurnya terjelma didalam lelaku dan usahanya untuk mencapai keselamatan dan kesejahteraan hidup.

Sikap hidup ‘prihatin’, yaitu hidup sederhana tidak berfoya-foya, menghamburkan waktu, uang atau melampiaskan hawa nafsu untuk mendapatkan kenikmatan semu yang sementara saja. Orang prihatin bukan berarti selalu bersedih dan tidak menikmati hidup.

Prihatin berarti bersikap, berpikir dan bertindak dengan penuh kesederhanaan untuk tujuan tertentu.

Dalam bacaan hari ini, sepertinya murid Yohanes Pembaptis terkena hasutan para Farisien untuk mempertanyakan murid-murid Yesus yang tidak berpuasa.

Ajaran Yohanes Pembaptis tentu tidak bertentangan dengan ajaran Tuhan Yesus sebab ia diutus Allah untuk mempersiapkan “jalan kedatangan-Nya”.

Yohanes meminta para muridnya untuk berpuasa berdasarkan tradisi puasa Yahudi Senin dan Kamis, prihatin serta melakukan pertobatan untuk menantikan kedatangan Sang Mesias.

Maka ketika Mesias itu telah datang, sejatinya mereka harus menghentikan keprihatinannya. Keprihatinan dan dukacita penantian itu akan digantikan sukacita oleh Tuhan Yesus.

Kedatangan-Nya merupakan cerminan kedatangan Kerajaan Allah, tidak ada lagi sedih dan dukacita namun penuh sukacita dalam kehidupan kekal. Dalam Alkitab, kehidupan Kerajaan Allah sering digambarkan dengan pesta perjamuan dimana disitu tidak ada orang sedih.

Nanti saat Yesus pulang ke surga dan kita umat-Nya menantikan kembali kedatangan-Nya yang kedua kali (parousia) maka saat itulah, kita kembali prihatin dan berpuasa mempersiapkan hati agar layak dihadapan-Nya. “Tetapi akan tiba waktunya mempelai itu diambil dari mereka, dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa” demikian sabda-Nya

Yesus datang membawa anggur baru (ajaran Kasih) yang harus kita terima dalam hati yang bersih. Sebab hati yang lama, kotor dan rapuh tidak sesuai bagi anggur-Nya yang baru itu. Jika ajaran Tuhan berkonflik dengan tradisi maka berarti tradisi kita itulah kain usang atau tempat anggur yang lapuk.

Berbeda dengan nubuatan sebelumnya, kali ini Nabi Amos menubuatkan “Janji Keselamatan” karena pertobatan yang dilakukan oleh bangsa Israel.

Ada dua janji, yaitu pemulihan Kerajaan Daud yang runtuh. Dan yang kedua adalah “penciptaan kembali” secara melimpah kota-kota dan daerah pertanian di Israel.

Bangsa Israel tidak akan hidup dalam pembuangan lagi namun hidup sebagai orang kaya yang punya kebun anggur, buah-buahan dan tanah yang subur dengan syarat tidak berselingkuh lagi.

Pesan hari ini

Berpuasa itu sebuah keprihatinan untuk tujuan tertentu dan bukan sekedar aturan yang harus diikuti serta ditunjukkan pada khalayak ramai.

Hidup bersama Tuhan Yesus berarti hidup dalam Kerajaan Allah dimana tidak ada lagi kesedihan dan dukacita namun penuh sukacita. Siapkan hati yang bersih untuk menerima anggur baru.

minum wedang uwuh dimalam hari membuat badan terasa hangat, kita sedang hidup diperiode hukum rimba Covid-19, siapa kuat maka ia akan bertahan hidup

Bersatu Melawan Coronavirus

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version