KARDINAL Charles Maung Bo SDB (Uskup Keuskupan Agung Yangon) resmi terpilih menjadi Presiden baru Federasi Konferensi Para Uskup Asia (Federation of Asian Bishops’ Conferences, FABC).
Kardinal Charles Maung Bo SDB berhasil terpilih menjadi Presiden baru FABC pada pertemuan Komite Sentral FABC pada 16 November 2018 lalu. Beliau resmi menjabat Presiden FABC mulai tanggal 1 Januari 2019.
Kardinal dari Kongregasi Salesian ini mengambil alih jabatan dan tanggungjawab yang sebelumnya dipegang Kardinal Oswald Gracias, Uskup Agung Bombay di India yang masa jabatan keduanya resmi berakhir pada 31 Desember 2018.
Kardinal Gracias sebelumnya pernah menjabat Sekretaris Jenderal FABC kurun waktu Januari-Desember 2012 dan kemudian menjadi Ketua Konferensi Waligereja Katolik India (CBCI).
Kardinal Myanmar pertama
Kardinal Bo SDB lahir pada 29 Oktober 1948 di Monhla, sebuah desa di Keuskupan Agung Mandalay.
Setelah belajar di Nazareth Aspirantate dari Salesian Don Bosco di Anisakan, Pyin Oo Lwin, dari tahun 1962 hingga 1976, ia mengucapkan kaul sementara pada tanggal 24 Mei 1970 dan kemudian triprasetya kekal sebagai Salesian tanggal 10 Maret 1976.
Setelah penahbisan imamatnya sebagai Salesian di Lashio, Negara Bagian Shan pada 9 April 1976, ia menjalani tugas pastoral di Loihkam (1976-1981) dan Lashio (1981-1983).
Kurun waktu tahun 1983-1985, ia mengajar di Seminari Anisakan.
Kardinal Bo SDB menjabat Administrator Apostolik di Lashio dari 1985 hingga 1986 dan Praefek Apostolik kurun waktu 1986-1990. Ketika prefektur apostolik itu diangkat menjadi statusnya menjadi keuskupan pada 7 Juli 1990, ia diangkat menjadi uskup pertamanya.
Ia ditahbiskan Uskup pada 16 Desember 1990.
Paus Yohanes Paulus II lalu menugaskannya berpastoral di Keuskupan Pathein di Wilayah Ayeyarwaddy pada tanggal 24 Mei 1996 sembari tetap mengemban status Administrator Apostolik Lashio hingga November 1998.
Pada 15 Mei 2003, beliau diangkat menjadi Uskup Agung Yangon. Dari tahun 2000 hingga 2006, beliau menjadi Ketua Konferensi Waligereja Katolik Myanmar.
Paus Fransiskus menjadikannya Kardinal pertama Myanmar di konsistori 14 Februari 2015 di Vatikan. Selanjutnya, ia diangkat sebagai anggota Kongregasi untuk Lembaga Hidup Bakti dan Masyarakat Kehidupan Kerasulan, Dewan Kepausan untuk Kebudayaan, dan Sekretariat Komunikasi di Vatikan.
FABC (Federation of Asian Bishops’ Conferences) menyatukan 19 konferensi para Uskup Asia sebagai anggota penuh dan 8 anggota asosiasi.
Tujuan federasi adalah untuk menumbuhkan solidaritas dan tanggung jawab bersama di antara anggotanya untuk kesejahteraan Gereja dan masyarakat di Asia. Keputusan-keputusan Federasi tanpa kekuatan ikatan hukum; kesedian untuk menerima keputusan FABC itu merupakan wujud tanggungjawab kolegial.