IBADAT Jumat Agung di Gerjea Katedral Jakarta hari Jumat petang tadi (10/4/2020) ini dipimpin secara konselebrasi oleh Uskup Keuskupan Agung Jakarta, Ignatius Kardinal Suharyo, bersama beberapa romo KAJ. Misa ini disiarkan langsung kali ini oleh Kompas TV.
Setelah pembacaan Passio, Kardinal Suharyo menyampaikan homili secara singkat tetapi bermakna dalam.
“Passio yang tadi dibacakan tersebut diberi pengantar ‘Inilah kisah sengsara Tuhan kita Yesus Kristus’ tetapi ini bukan kisah sengsara. Ini adalah kisah keagungan kasih Tuhan. Oleh karena itu hari ini tidak disebut sebagai Jumat Sengsara tetapi Jumat Agung,” tegas Kardinal Suharyo.
Ada beberapa hal menarik dan penting dalam kisah tersebut yang dijelaskan oleh Ketua KWI ini.
- Pertama, Yesus menyerahkan diri, bukan ditangkap seperti seorang buronan yang menghindar pihak berwajib.
- Kedua, ketika dihina dan ditampar, Yesus diam. Seolah-olah bertanya kepada kita, siapa yang lebih bermartabat: yang melakukan kekerasan atau yang mengalami ketidakadilan.
- Ketiga, menjelang wafatNya, Yesus berkata ‘sudah selesai’. Selesai tugas pengutusan untuk menyatakan Allah adalah Kasih.
- Ada di dalam Kitab Suci disebutkan ‘Makananku adalah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaanNya’.
- Juga sabda lain ketika Yesus berkata ‘tiada kasih yang lebih besar dibanding kasih orang yang memberikan nyawanya untuk sahabatnya.
Di ujung khotbahnya, Kardinal mengajak umat berharap untuk menerima buah-buah penebusan dari Yesus Kristus.