Bacaan 1: 2Sam 15:13-14. 30; 16:5-13a
Injil: Mrk 5:1-20
MASALAH warisan telah membuat seorang anak, Maryanah, menggugat ibu kandungnya Ramisah di Kendal, Jawa Tengah.
Maryanah menggungat tanah yang ditempati ibunya dengan gubuk sederhanya serta membuka warung untuk hidup. Tanah itu tinggalan mendiang ayahnya: Ngaman.
Dia meminta ibunya pergi dari tanah itu segera.
Tentu saja ibu lima anak ini lelah dengan proses hukum yang saat ini membelitnya. Bu Ramisah mengganggap anaknya keterlaluan dan sangat melukainya. Namun ia tidak bisa berbuat apa-apa.
Sebagai seorang ayah, Raja Daud tentu sangat menyayangi anak kandungnya yaitu Absalom. Meski ia mengkudeta kerajaannya.
Daud pasrah saja dan memilih menghindar bersama orang-orang yang setia kepadanya. Dengan cara ini, Daud juga bisa menilai siapa orang-orang yang setia kepadanya.
Daud pun juga menyuruh membawa kembali “Tabut Allah”, dia tidak mau menjadikannya jimat seperti bangsa Israel di waktu lalu.
Daud bersama orang-orang yang setia kepadanya mendaki bukit Zaitun sambil menangis,
Tentu sungguh sedih, mau dilawan tapi anak sendiri.
Dalam perjalanan pun, Daud dikutuki kerabat Saul. Namun Daud juga tidak melawan, meski diprovokasi oleh anak-anak Zeruya:
“… Biarkanlah dia dan biarlah ia mengutuk, sebab TUHAN yang telah berfirman kepadanya demikian…”
Jika memang kehendak Tuhan untuk memperlawankan anaknya, Absalom dan juga Simei kepadanya maka ia dan orang-orangnya tidak akan bisa berbuat apa-apa.
Kasih Allah kepada umat-Nya ditunjukkan oleh Anak-Nya, Yesus, ketika mengusir banyak setan dalam tubuh seseorang di daerah orang Gerasa.
Yesus mengirim pulang “The Legion” ke rumahnya di danau.
Namun orang Gerasa marah dan mengusir Yesus. Mereka lebih sayang babi-babi dari pada nyawa anak itu. Dan saat anak itu mau mengikuti-Nya, Yesus malah mengutusnya,
“Pulanglah ke rumahmu, kepada orang-orang sekampungmu, dan beritahukanlah kepada mereka segala sesuatu yang telah diperbuat oleh Tuhan atasmu dan bagaimana Ia telah mengasihani engkau.”
Pesan hari ini
Orangtua tetap mengasihi anaknya meski ia bertindak melawannya. Allah juga mengasihi umat-Nya, ia tidak rela mereka hilang oleh Iblis.
“Cinta itu seperti angin. Kau tak dapat melihatnya, tapi kau dapat merasakannya. Tetaplah pakai maskermu dan jaga jarakmu.”