Home BERITA Kasih Tanpa Syarat

Kasih Tanpa Syarat

0
Ilustrasi - Ditinggal pergi kekasih begitu saja - buah cinta palsu. (Ist)

Senin, 16 Mei 2022

  • Kis.14:5-18.
  • Mzm. 115:1-2.3-4.15-16.
  • Yoh. 14:21-26.

KITA sering menyadari dan mengalami pengalaman dikasihi Tuhan. Namun apakah kita sudah mengasihi Tuhan?

Sering kita berpikir kalau sudah berdoa, pergi ke gereja, dan berada di wadah kegiatan rohani lainnya, berarti kita sudah mengasihi Tuhan.

Ternyata tidak. Itu semua bukan bukti mutlak kalau kita mengasihi Tuhan. Yesus mengatakan bahwa orang yang mengasihi-Nya adalah orang yang melakukan firman-Nya.

Ada orang yang mengasihi Tuhan saat senang saja, tapi giliran tertimpa kesusahan, hidupnya banyak pergumulan mereka lupa mengasihi Tuhan.

“Di saat punya uang banyak, dan keluarga rukun bahagia, rasanya hidup ini diberkati Tuhan, dengan aneka kasih yang luar biasa,” kata seorang bapak.

“Namun ketika semua berbalik dan keadaan menjadi sulit, Tuhan pun terasa menjauh,” lanjutnya.

“Kekeringan hati karena kesusahan yang datang bertubi-tubi itulah yang membuatku jauh dari Tuhan,” ujarnya.

“Jalanan yang saya tempuh akhirnya membawaku pada kegelapan dan kesusahan hidup,” ujarnya lagi.

“Untuk mencukupi kebutuhan hidup saya sekeluarga saya terpaksa jualan kupon putih,” lanjutnya.

“Sejak saat itulah saya meninggalkan kegiatan di Gereja, saya malu dan tidak pantas masuk ke Gereja,” imbuhnya.

“Saya menjadi setan orang lain, menarik mereka untuk tidak setia pada janji baptis mereka bahkan pada perintah Tuhan,” tegasnya.

“Namun jalan gelap ini menbenturkan aku pada pengalaman batas. Anaku sakit dan harus dirawat di rumah sakit hampir satu bulan,” lanjutnya.

“Uang yang selama ini saya kumpulkan dari hasil menjual kupon habis tak tersisa,” katanya.

“Saya seakan diitampar Tuhan, bahwa sia-sialah semua usaha yang tidak sesuai dengan kehendak-Nya,” sambungnya.

“Hasil usaha yang tidak baik itu, seperti embun pagi, hilang tak berbekas, kala matahari pagi bersinar,” imbuhnya.

“Sejak itulah, saya berhenti berjualan kupon putih, lalu mulai bekerja lalu membuat usaha baru bersama isteri dan anak-anak,” tegasnya.

“Kasih kepada Tuhan itu nyata dan tidak bisa sembrono, sesuka hati sendiri,” tegasnya lagi.

Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian,

Jawab Yesus: “Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia.

Barangsiapa tidak mengasihi Aku, ia tidak menuruti firman-Ku; dan firman yang kamu dengar itu bukanlah dari pada-Ku, melainkan dari Bapa yang mengutus Aku.”

Mengasihi Allah bukan untuk semakin dikasihi dan diberkati. Pengalaman batas seringkali menunjukkan bahwa Allah tidak pernah melupakan kita meski kita berusaha menjauhi-Nya.

Jika kita semakin mengasihi Allah, kita akan mengenal Dia lebih dalam.

Rasul Paulus juga mengingatkan bahwa Allahlah yang lebih dahulu mengasihi kita, bahkan saat kita masih berdosa. Kasih yang tanpa syarat.

Bagaimana dengan diriku?

Apakah aku sungguh memahami kasih Allah dalam pergulatan hidupku?

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version