KASIH yang tumbuh dalam hidup bersama senantiasa menguatkan dan meneguhkan.
Seorang anak mengalami cacat tubuh dari lahir. Kondisi fisiknya sejak kecil hingga saat berusia 15 tahun ini sangat lemah.
Berjalan pun ia harus menggunakan penyangga tubuh bahkan kursi roda selalu dipersiapkan di sekitarnya saat melakukan aktivitas.
Namun ia tidak pernah menampakkan raut muka yang sedih. Senyuman selalu menyungging di setiap kata-kata yang terlontar dari bibirnya. Keluarganya saling menyayangi dan bergantian memberi dukungan baik fisik maupun semangat.
Suatu senja, saat berdua menikmati matahari kembali ke peraduan, si kakak membuka pembicaraan, ”Dik, kita berandai-andai nih, kalau bisa atau kalau boleh memilih atau kalau ada yang kamu inginkan dan ada yang mau memberi, apa yang ingin kamu ubah dalam kehidupanmu sekarang?”
Sambil tersenyum santai, si adik menjawab ”Tidak ada.”
Kata kakaknya,”Jangan buru-buru menjawab. Pikir baik-baik dulu. Jika kamu diperbolehkan mengubah, apapun itu, apa yang ingin kamu ubah?”
Sang adik berkata, ”Tidak ada, Kak! Tidak ada yang ingin aku ubah. Dan mengapa aku harus mengubahnya?”
Kakaknya berkata dengan suara agak tinggi, ”Kamu tidak ingin bisa berjalan sendiri? Kamu tidak ingin terlepas dari tongkat penyanggamu dan kursi roda itu?”
Dengan lantang, sang adik berkata, ”Ah, tidak mau. Dengan tongkat penyangga dan kursi roda ini, aku tidak perlu capek berjalan dan mengantri di mana pun.
Hehehe. Kakak sendiri tahu kan, aku sudah bisa bermain bola dari kursi roda dan teman-temanku juga senang bermain denganku. Pokoknya tidak ada apa pun yang ingin aku ubah.”
Setelah berdiam beberapa saat, sang adik meneruskan:
”Kak, jangan marah dulu ya. Sungguh, tidak ada yang ingin aku ubah dalam kehidupanku sekarang. Karena aku tahu dan sadar, aku tidak mungkin bisa mengubah kondisi tubuhku yang lemah ini. Tetapi aku bahagia dan sangat bersyukur memiliki ayah, ibu, dan kakak yang sangat mencintaiku. Memiliki keluarga dan teman-teman yang baik, telah lebih dari cukup dari yang bisa aku harapkan. Aku tidak ingin merubah semua ini dan menggantikannya dengan apa pun.”
Ciptakan bahagia
Banyak orang ingin menemukan kenikmatan dalam hidupnya. Namun apa yang mereka inginkan tidak tercapai. Karena itu, mereka menderita.
Padahal mereka telah berusaha menjalani hidup ini dengan baik dan benar. Mereka merasa bahwa sukses itu ada di luar diri mereka.
Kisah di atas memberi kita inspirasi untuk senantiasa menjalani hidup ini meski ada hambatan yang menghadang. Anak yang cacat itu mengalami bahagia dalam kondisi hidupnya.
Baginya, tongkat dan kursi roda bukan penghalang bagi kebahagiaan hidupnya. Justru ia menemukan kebahagiaan dalam situasi ketika keluarganya sangat mendukung hidupnya.
Apa yang kita inginkan bagi perjalanan hidup kita? Kebahagiaan dengan tiada cacat cela yang ada pada diri kita?
Atau kita bahagia, karena orang-orang yang ada di sekitar kita sungguh-sungguh mencintai kita?
Tentu saja sebagai manusia normal, kita menginginkan cinta kasih yang senantiasa hadir dalam setiap perjalanan hidup kita.
Mari kita saling mengasihi, meski kita mengalami duka dan derita dalam hidup ini. Kasih yang tulus senantiasa menguatkan dan memberi keteguhan dalam hidup bersama.
Tuhan memberkati.