Puncta 04.03.23
Sabtu Prapaskah I
Matius 5: 43-48
KETIKA Gandhi belajar hukum di Universitas College di London, ada dosen yang membenci Gandhi karena perbedaan warna kulit. Profesor itu selalu mencari kesalahan Gandhi untuk mempermalukannya di depan umum.
Suatu kali Sang Profesor sedang makan di kantin kampus. Gandhi datang dengan membawa nampan makanan dan duduk di sebelah sang profesor.
Dia tidak suka Gandhi ada di dekatnya. Dia berkata dengan sinisnya, “Gandhi, apakah kamu tidak mengerti bahwa seekor babi tidak duduk berdampingan dengan seekor burung saat makan?”
Tahu dirinya disindir dengan kalimat yang menghina, Gandhi tidak marah, tetapi dia berkata kepada sang profesor, “Jangan kawatir Prof, saya akan segera terbang,” kata Gandhi sambil mengangkat makan siang dan pergi ke meja lain.
Profesor itu sangat marah mendengar jawaban tajam tapi cerdas dari Gandhi.
Kesempatan balas dendam datang di dalam kelas ketika Profesor itu mengajar. Dia dengan sengaja memberi pertanyaan pada Gandhi dengan maksud untuk menjatuhkannya.
“Gandhi, seandainya kamu sedang berjalan dan menemukan satu tas yang berisi penuh uang dan satu tas penuh kebijaksanaan, tas mana yang akan kamu ambil?” tanya Profesor.
Tanpa ragu Gandhi menjawab, “Jelas saya akan ambil tas berisi uang.”
Profesor tersenyum sinis mendengar jawaban Gandhi. Dengan bangga merasa menang dia berkata, “Jika itu aku, maka aku akan mengambil kebijaksanaan.”
Gandhi dengan santai menjawab perkataan Profesornya, “Seseorang biasanya mengambil apa yang dia tidak punya.”
Yesus mengajarkan kepada murid-murid-Nya untuk tidak membenci para musuh. Dia justru mengajarkan supaya mengasihi musuhnya.
Yesus berkata, “Kamu telah mendengar firman; Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu. Tetapi Aku berkata kepadamu; Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.”
Yang menjadi dasar ajaran Yesus adalah kasih Bapa sendiri. Bapa mengasihi siapa pun tanpa membedakan. Ia memberikan matahari kepada orang jahat dan orang baik. Ia juga menurunkan hujan bagi orang benar dan tidak benar.
Dasar kasih yang tulus dan tidak membeda-bedakan itulah yang dijadikan teladan bagi kita semua.
Ajaran ini jelas tidak mudah karena kita berpandangan musuh harus dibenci. Kita hanya mencintai mereka yang mau mengasihi kita saja. Lawan kita harus disingkirkan dan dimusnahkan.
Mengasihi orang yang membenci kita pastilah sangat sulit. Maka kita perlu meminta kuasa Yesus untuk memampukan kita melaksanakan ajaran-Nya.
Tanpa bantuan Yesus kita akan sulit mengikut-Nya. Mohonlah terang Roh Kudus-Nya agar kita mampu mengasihi sedemikian Allah mengasihi kita.
Sinar bulan datang di malam hari,
Mengusir malam yang gelap dan sepi.
Tuhan Yesus Kristus tolonglah kami,
Bisa mengasihi orang yang membenci.
Cawas, berkumpul keluarga di rumah