Jika Anda suami yang baik dan sayang akan istri dan anak maka Anda harus jaga diri dan kesehatan untuk tetap setia pada pasangan dan sebaliknya.
“Saya berharap semua yang ada di sini menjadi agen yang bisa mensosialisasikan bahaya Aids di kalangan masyarakat luas nantinya” ujar Wakil Bupati Belu Ludovikus Taolin BA dalam pembukaan seminar sehari tentang HIV/AIDS yang diselenggarakan oleh Akademi Keperawatan (Akper) kabupaten Belu.
Menurut Ludovikus, Kabupaten Belu menempati urutan kedua tertinggi setelah Kabupaten Kupang dalam wilayah Provinsi NTT soal kasus AIDS. Ia juga berharap agar masyarakat, pemerintah, serta pihak swasta membantu dan mendukung penuh kinerja KPA Belu untuk menanggulangi virus mematikan ini.
“Masalah HIV/AIDS kini telah menjadi masalah serius dan tidak bisa dianggap sepele bagi masyarakat kabupaten Belu dan ini membutuhkan kerjasama yang baik dari pihak pemerintah, swasta, gereja serta pihak terkait seperti LSM untuk bahu membahu menekan serta menanggulangi angka kematian akibat HIV/AIDS yang makin meningkat di kabupaten Belu yang merupakan wilayah terdepan RI yang berbatasan dengan negara tetangga Timor Leste ini,” ujar Ludovikus.
Ludovikus beraharap agar para peserta seminar ini nantinya menjadi agen-agen perubahan dalam menyosialisasikan HIV/AIDS kepada masyarakat terutama kelompok-kelompok yang rentan terkena.
Seminar sehari ini dibawakan oleh empat narasumber antara lain dr. Thedorus Maubere dari RSUD Atambua, Drs. Yoseph Fransiskus Xaverius Un dari Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Belu, Rm. Siprianus Tes Mau Pr selaku rohaniwan dan dosen pada Akper Belu serta Ciprianus Temu S. IP selaku ketua komisi A DPRD Kabupaten Belu. Keempat pemateri memberikan pemaparannya sesuai aspek pandangannya dari segi kesehatan, hukum, rohani dan aspek pemerintahan.
Seminar yang diselenggarakan dilantai 2 Balai Nazaret Gereja Katedral Atambua ini dihadiri sekitar 200 peserta yang terdiri dari para mahasiswa Akper Belu tingkat 3, tokoh masyarakat, utusan sekolah, perguruan tinggi serta instansi pemerintah dan swasta yang ada didalam kota Atambua.
Data KPA Belu tahun 2011 lalu tercatat kelompok rentan pengidap HIV/AIDS adalah kelompok ibu rumah tangga sebanyak 161 orang lalu diikuti dengan petani dengan jumlah 98 orang dan swasta sebanyak 52 orang. Dilihat dari aspek umur, kelompok yang rentan HIV/AIDS berumur antara 20-29 tahun lalu disusul umur antara 30-39 tahun.
Pada tahun 2011 lalu terdapat 72 orang pengidap HIV/AIDS yang terdiri dari 42 laki-laki dan 30 perempuan. Pada tahun 2010 terdapat 203 orang kasus pengidap HIV/AIDS. Dari data KPA Belu tahun 2011 dari bulan April hingga Mei 2011 terdapat 49 kasus dengan total pengidap sampai Juni 2011 sebanyak 574 orang dengan pembagian HIV sebanyak 349 orang, AIDS sebanyak 218 orang serta yang telah meninggal sebanyak 114 orang. Dari para penderita HIV/AIDS, penyebaran terbanyak di wilayah kabupaten Belu terdapat di dalam kota Atambua lalu diikuti wilayah-wilayah kecamatan di daerah Malaka yakni kecamatan Malaka Tengah, kecamatan Malaka Barat dan kecamatan Malaka Timur.