Home KITAB SUCI & RENUNGAN HARIAN Katamu, Bukan Katanya

Katamu, Bukan Katanya

0
Ilustrasi: Mulut bicara by Hallo Sehat

Minggu, 15 September 2024

Bac I : Yes 50:5-9a
Mzm 27:1.4.13-14
Bac II : Yak 2:14-1
Mark 8:27-35

SERING kali mudah untuk mengungkapkan kata-kata orang lain atau mengutip ajaran orang lain. Namun, memahami dan menghidupi kata-kata tersebut dalam kehidupan kita sendiri adalah hal yang tidak mudah.

Pengenalan pribadiku terhadap Kristus memerlukan waktu, pengalaman, dan hubungan yang mendalam, bukan sekadar pengetahuan akademis belaka. “Siapakah Kristus bagiku?” adalah perjalanan pribadi yang mendalam dan penting dalam proses pemuridan ini.

Dalam kehidupan ini memang proses mengenal Tuhan sering kali tidak lepas dari interaksi sosial. Dalam sehari-hari, ketika kita berkomunikasi dengan teman, pasangan, keluarga, dan rekan kerja, kita bisa menemukan gambaran dan pemahaman siapakah Kristus bagiku.

“Sebagai manusia biasa, ada kalanya saya kurang mengenal secara pribadi orang yang ada di sekitarku,” kata seorang sahabat.

“Saya kadang hanya mengenal nama dan tidak jauh dari sekadar tahu tempat tinggal serta pekerjaannya. Hingga ketika terjadi pada mereka, baru terkaget-kaget.

Bersahabat itu sering kali menjadi dekat ketika kita memiliki harapan dan impian terhadap sahabat kita. Namun ada kalanya, harapan dan impian ini tidak sesuai dengan kenyataan. Setelah harapan kita tidak terpenuhi, biasanya timbul rasa kecewa bahkan seringkali saya marah.

Mungkin saatnya bagiku untuk belajar lebih realistis. Mulai untuk mengharapkan hal yang wajar dan masuk akal dari orang lain. Sehingga kekecewaan pada orang terdekat akan sedikit berkurang,” katanya.

Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian, “Ia bertanya kepada mereka: Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini Maka jawab Petrus: Engkau adalah Mesias.”

Pengakuan ini sangat penting karena Petrus menyatakan keyakinan bahwa Yesus adalah Kristus yang dijanjikan oleh Allah untuk menyelamatkan umat manusia.

Untuk kita, pengakuan ini berarti bahwa Yesus bukan hanya seorang guru atau nabi, tetapi Tuhan dan Juruselamat kita yang datang untuk membawa keselamatan dan hidup yang kekal.

Yesus meminta pada murid menjawab pertanyaan secara personal. Murid-murid menjawab bahwa orang banyak menganggap Yesus sebagai Yohanes Pembaptis yang telah bangkit, Elia, atau salah satu nabi.

Hal ini menunjukkan bahwa pendapat orang-orang saat itu sangat beragam dan belum memahami secara jelas siapa Yesus sebenarnya.

Kadang-kadang, kita juga mungkin terjebak dalam pandangan umum tentang Yesus tanpa benar-benar mengalami-Nya secara pribadi.

Setelah pengakuan Petrus, Yesus mulai menjelaskan kepada murid-murid-Nya tentang misi-Nya. Yesus menunjukkan bahwa penderitaan dan kematian-Nya adalah bagian dari rencana Allah untuk menyelamatkan umat manusia.

Bagi kita, ini berarti bahwa penderitaan dan pengurbanan Yesus adalah jalan untuk mendapatkan keselamatan dan hidup yang kekal.

Yesus kemudian mengajarkan bahwa mengikuti-Nya memerlukan pengurbanan. “Barangsiapa ingin mengikuti Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya, dan mengikuti Aku.”

Ini artinya kita harus siap untuk melepaskan keinginan pribadi, menghadapi kesulitan, dan berkomitmen sepenuhnya kepada Yesus. Mengikuti Yesus berarti menempatkan kehendak-Nya di atas kehendak kita dan hidup sesuai dengan ajaran-Nya, meskipun itu mungkin sulit.

Bagaimana dengan diriku?

Apakah aku mengenal Yesus secara pribadi?

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version