Home BERITA Kebahagiaan Bukan Jauh, namun Dekat di Hati

Kebahagiaan Bukan Jauh, namun Dekat di Hati

0
Ilustasi - The Telegraph

Sabtu 14 Oktober 2023.

  • Yl. 3:12-21.
  • Mzm. 97:1-2,5-6,11-12.
  • Luk. 11:27-28.

“KEBAHAGIAAN tidak akan habis karena membaginya. Ketahuilah, kebahagiaan bertambah saat kamu bersedia untuk berbagi.”

Mencari kebahagiaan bisa terlihat rumit bila dilihat dari rintangan hidup yang ada.

Disadari atau tidak, ada banyak hal-hal baik di sekeliling kita yang sepatutnya disyukuri dan menjadi tanda bahwa kebahagiaan sebenarnya bisa kita ciptakan sendiri.

Dengan kata lain, meski tidak selalu punya definisi yang sama, namun kebahagiaan adalah perasaan yang pasti dimiliki semua orang.

Harus diakui, kita sering terganggu oleh lamunan akan kebahagiaan orang lain.

Betapa bahagianya si dia karena punya ini dan punya itu, atau bisa begini dan begitu.

Padahal, andaikan kita diminta bertukar posisi sepenuhnya, belum tentu kita mau atau sanggup.

Sebab yang kita cemburui hanya bagian “enak”-nya.

Untuk itu, daripada menghabiskan waktu dengan lamunan tidak bermutu lebih baik kita menjadi diri sendiri dan mengoptimalkan yang ada pada diri sendiri.

Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian,

“Berbahagialah ibu yang telah mengandung Engkau dan susu yang telah menyusui Engkau.

Tetapi Ia berkata: “Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang memeliharanya.”

Injil hari ini mengajar kita bagaimana caranya memperoleh kebahagiaan yang sejati.

Tuhan Yesus dengan sangat jelas menyatakan bahwa kebahagiaan hidup seseorang tidak ditentukan oleh faktor materi dan segala hal yang ada di dunia ini karena semuanya itu hanya bersifat semu dan mudah berubah sehingga tidak mampu memberikan jaminan kepastian kebahagiaan yang sejati dalam hidup kita.

Sumber kebahagiaan hidup yang sejati adalah ketika seseorang “mendengarkan firman Allah dan yang memeliharanya (menaati dan melakukannya).

Kebahagiaan kita bukan ada di tempat lain atau di tangan orang lain, namun dekat di hati kita sendiri.

Hati yang tertuju pada melaksanakan kehendak Tuhan.

Di sinilah makna didikan dan ajaran Yesus Kristus, Tuhan kita, pada waktu itu.

Bahwa semua orang yang mendengarkan, memelihara dan melakukan Firman-Nya adalah orang-orang yang berbahagia.

Bahwa mereka yang dengan setulus hati dan segenap jiwa mendengarkan, menerima, memelihara dan melakukan firman dan perintah-Nya adalah orang-orang yang berbahagia.

Karena orang-orang itu akan dituntun untuk membagi kebahagiaan dengan sesama dan tidak menyimpan kebahagiaan bagi diri sendiri.

Kebahagiaan tidak akan habis jika kita bagi namun justru akan bertambah berlimpat ganda.

Bagaimana dengan diriku?

Apakah aku mendengarkan, menerima, memelihara dan melakukan Injil Kerajaan Allah dengan setulus hati dan segenap jiwa?

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version