Home BERITA Kebebasan dan Iman

Kebebasan dan Iman

0
Memaafkan dan mengampuni. (Ist)

YESUS bersabda, “Tak mungkin tidak akan ada penyesatan.” (Lukas 17:1). Artinya, kesalahan itu selalu mungkin terjadi.

Mengapa demikian?

Sumber utamanya, karena manusia diberi kebebasan. Hanya yang diberi kebebasan bisa memilih. Karena memilih, orang bisa salah. Dia semestinya mengambil atau melakukan yang benar, tetapi malah memilih yang salah.

Itu terjadi karena kelemahan manusia.

Konsekuensinya, manusia mesti berhati-hati dalam menggunakan kebebasannya. Dia itu bertanggung jawab atas kebebasannya. Jangan sampai secara sengaja menggunakannya untuk memilih dan melakukan yang jahat.

Celakalah orang yang menjadi penyebab dosa (Lukas 17: 1).

Kemungkinan manusia jaruh dalam dosa dan kesalahan amat besar. Karena itu, Yesus bersabda, “Jagalah dirimu. Jikalau saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia, dan jikalau ia menyesal, ampunilah dia. Bahkan jikalau ia berbuat dosa terhadap engkau tujuh kali sehari dan tujuh kali ia kembali kepadamu dan berkata: Aku menyesal, engkau harus mengampuni dia.” (Lukas 17: 3-4).

Tampak bahwa kebebasan memungkinkan terjadinya kesalahan. Kesalahan itu perlu dikoreksi, antara lain lewat pengampunan. Karena manusia cenderung jatuh ke dalam kesalahan, pengampunan mutlak diperlukan. Bukan hanya sekali, tetapi terus menerus (Lukas 17: 4).

Hampir semua orang mengetahui bahwa mengampuni itu tidak mudah. Orang cenderung menyimpan kesalahan dan membalas dendam; bahkan saling menyakiti. Hasilnya kedua pihak menderita.

Siapa yang berbahagia hidup dalam permusuhan dan dendam?

Meski mengampuni itu berat dan sulit, tidak ada pilihan lain kecuali melakukannya. Dengan itu orang akan menikmati kebebasan kembali.

“Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu.” (Matius 6: 14).

Artinya, dengan mengampuni orang dibebaskan; dan sebaliknya.

Begitu sulitnya mengampuni, sehingga dengan mengandalkan dirinya manusia tidak mampu melakukannya. Dia membutuhkan iman. “Tambahkanlah iman kami.” (Lukas 17: 5).

Tuhan telah memberikan iman. Apakah kita telah menggunakan dayanya untuk mencabut kesalahan dan mengampuni (Lukas 17: 6)?

Senin, 7 November 2022

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version