Home BERITA Kebenaran di Balik Kegelapan

Kebenaran di Balik Kegelapan

0
Ilustrasi: Jujur. (Ist)

Rabu, 14 November 2022

  • Yes 45: 6b-8. 18.21b-25)
  • Mzm 85:9ab-10.11-12.13.14)
  • Luk 7:19-23

KEGELAPAN bisa menyelimuti hati kita, pikiran kita dan perasaan kita.

Saat semuanya tak tentu arah, jalan kehidupan yang sunyi seakan tak berujung, semuanya bisa terasa begitu gelap.

Kegelapan itu bisa menggerogoti iman kepercayaan kita, bahkan kita bisa hilang kendali diri.

Kegelapan sering kali identik dengan suatu hal bermakna seram atau pun menakutkan.

Namun tahukah kita, bahwa ada pesan mendalam dari kegelapan yang perlu dimaknai secara bijak.

Yohanes dari Salib yang kita peringati hari ini menemukan jalan bersatu dengan Tuhan melalui malam gelap hidupnya.

Jalan rohani Yohanes dari Salib tidak dipahami oleh saudara-saudara sekomunitasnya hingga dia dimasukkan di sel biara, hidup dalam kesunyian dan keheningan.

Kita pun bisa hidup dalam kesunyian, karena jalan hidup yang kita jalani bertentangan dengan arus zaman.

Ketika kita tidak mau kompromi dengan kecurangan dan memilih hidup benar dan lurus dalam kebenaran.

Seorang sahabat bercerita, bahwa dia pernah ditolak oleh teman-teman sekantor pada saat dia mengembalikan kelebihan uang jalan kepada bendahara.

Sesuatu yang tidak pernah terjadi, namun sebagai orang baru dia hanya ingin bekerja dengan benar dan mendapatkan gaji yang halal. Maka uang jalan dinas yang lebih dia kembalikan karena itu bukan haknya.

Tindakannya itu memicu kemarahan teman-teman yang lain, yang kelihatannya biasa menilep uang jalan kantor.

Dari pengalaman itu, sahabat itu disadarkan bahwa menjadi pengikut Yesus itu tidak mudah, perlu perjuangan dan harus melewati lorong sunyi kebenaran.

Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian,

“Seluruh orang banyak yang mendengar perkataan-Nya, termasuk para pemungut cukai, mengakui kebenaran Allah, karena mereka telah memberi diri dibaptis oleh Yohanes.”

Orang lain bisa menilai kita dari tindakan dan perkataan kita.

Kita bisa dinilai sebagai orang baik atau jahat. Orang yang setia atau orang yang bertindak sembarangan dari tindakan dan peri hidup.kita.

Kesatuan antara kata dan tindakan akan membuat orang gampang menghargai diri kita.

Kita dipanggil untuk selalu menyatukan kata dan tindakan kita dalam rupa perbuatan-perbuatan baik.

Kita hindari sikap culas, curang mau mementingkan diri sendiri hingga tidak peduli sesama dalam kehidupan ini.

Bagaimana dengan diriku.

Apakah kata dan perbuatanku telah menggambarkan nilai kemuridanku?

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version