TAHUN 2020 ini, sedianya akan berlangsung serangkaian acara perayaan memperingati Pelindung Utama Kongregasi Biarawati Abdi Kristus (AK) yakni Santa Maria Hamba Allah. Pesta pelindung Kongregasi ini terjadi, tepatnya pada Hari Raya Kabar Sukacita 25 Maret 2020 lalu.
Sungguh mengesankan. Segala sesuatu telah disiapkan. Rencana perayaan per rayon dengan berbagai kegiatan juga akan dilangsungkan. Termasuk nantinya akan ada Perayaan Ekaristi syukur, rekoleksi bersama, pertemuan rayon, promosi panggilan, dsb.
Semua itu diharapkan bisa akan terlaksana dengan baik.
Dulu sekali, Kongregasi Abdi Kristus dikenal dengan sebutan Suster Abdi Dalem Sang Kristus (ADSK).
Inilah sebuah tarekat suster-suster pribumi yang didirikan oleh Romo Kandjeng Mgr. Willekens SJ, Uskup Keuskupan Batavia – kini Jakarta.
- Kongregasi Biarawati Abdi Kristus resmi berdiri pada tanggal 29 Juni tahun 1938.
- Dinyatakan resmi legal oleh Tahta Suci Vatikan berdasarkan izin Kongregasi Suci Penyebaran Iman yang sebelumnya diterbitkan di Roma tanggal 3 Desember 1937.
- Sifatnya adalah Tarekat Diosesan.
Buyarlah semuanya
Namun, sungguh-sungguh tak dinyana, dunia kemudian dilanda bandai pandemi covid-19. Di mana-mana, di seluruh dunia, lalu muncul imbauan bahkan seruan ‘di rumah saja’, hindari kerumunan, waspada…dst. Menggema keras.
Maka, dengan demikian, menjadi buyarlah semuanya. Segala rencana tidak bisa terlaksana.
Di tengah situasi yang tak mudah ini, Kongregasi Suster AK tetap merasa terpanggil untuk merayakan pesta Pelindung Kongregasi dalam bentuk lain.
Perayaan syukur itu lalu diungkapkan dengan “berbagi berkat”. Bagaimana bentuknya akan dibicarakan bersama di dalam setiap komunitas masing-masing. Maka, setiap komunitas suster AK itu lalu mencari dan menemukan cara untuk bisa berbagi, berbuat sesuatu.
Ingin melakukan sesuatu perbuatan yang mulia dan luhur. Begitulah kira-kira semangat yang ada.
Melakukan kebajikan untuk sesama.
Misalnya dana yang sedianya akan digunakan untuk acara pesta sederhana ini kemudian bisa dialihkan untuk berbagi berkat.
Tidak harus barang. Mungkin kerjasama dengan awam atau suatu lembaga, dsb, untuk dibagikan pada orang terdekat atau tetangga sekitar atau yang membutuhkan.
Komunitas-komunitas suster AK pun mulai bergerak. Biara pusat di Gedanganak di Ungaran Jateng, dan semua cabang langsung bergerak “merumuskan” program.
Semua suster menjadi terlibat. Maka mulailah segenap para suster AK terjun ke lapangan.
Apakah itu para suster AK yang ada di beberapa lokasi biara kami seperti di:
- Ungaran, Kabupaten Semarang.
- Weleri, Kabupaten Kendal, Jateng.
- Wonosari, Kabupaten Gunung Kidul, DIY.
- Ngawen, Kabupaten Gunung Kidul.
- Wedi, Kabupaten Klaten, Jateng.
- Wates, DIY.
- Yogyakarta.
- Nganjuk, Jatim.
- Tuban, Jatim.
- Lawang, Jatim.
- Pandaan, Jatim.
- Kedungrejo di Kabupaten Lumajang, Jatim.
- Banyuwangi, Jatim.
- Jakarta
- Depok.
- Denpasar, Bali.
- Mataram di Lombok.
- Sungailiat di Bangka,
- Nabire, Papua.
Tidak harus besar dan banyak
Prinsip kami, tidak harus besar, juga tidak harus banyak. Yang penting, di situ ada kasih, ketulusan, dan keihklasan dan kerelaan untuk berbagi.
Yang penting, niat kami adalah bisa sedikit membantu sesama, meringankan hidup mereka. Sungguh. Memang hanya sedikit saja yang bisa kami sumbangkan.
Meski kecil dan tampak tak berarti, bahkan meski diri sendiri tetap saja ‘berkekurangan’ bagaikan janda miskin yang memberi dari kekurangannya, namun kami yakin bahwa ini punya nilai keutamaan yang besar.
Tentu para suster AK di mana pun juga akan merasakan, inilah saatnya kita sebagai Kongreasi Suster bisa dan masih bisa berbuat sesuatu di tengah situasi yang sangat sulit ini.
Berbagi kasih
Berbagi berkat sederhana dan sedikit itu akhirnya berhasil diwujudkan. Kami mengumpulkan berbagai sumbangan dan kemudian membagikan dalam bentuk:
- Bantuan dana disumbangkan untuk program KAS Peduli Negeri yang diampu oleh Keuskupan Agung Semarang, program peduli sesama kepada sebuah paroki.
- Bantuan berupa barang-barang kebutuhan harian rumah tangga kepada tukang ojol, tenaga kebersihan, tenaga keamanan.
- Bantuan berupa APD, masker, hand sanitizer, pakaian untuk klinik.
- Sembako dan peralatan MCK untuk keluara-keluarga sederhana.
- Bantuan bea siswa, nasi kotak, makanan ringan untuk karyawan, tetangga kanan-kiri yang membutuhkan, anak-anak panti asuhan, tukang becak, tukang kebun, satpam, pemungut sampah, pesuruh, dsb.
Bantuan diberikan lagi kepada yang butuh
Bantuan disumbangkan lagi
Ada suatu pengalaman menarik demikian.
Sekali waktu, ada suster AK membagi bantuan in natura kepada seorang janda. Ia dengan senang hati mendapat bantuan sembako ini.
Setelah suster pulang, janda tersebut justru kemudian membagi bantuan sembakonya pada sesamanya yang tidak mendapat.
Sungguh kebaikan itu “menular”.
Rahmat yang dibagikan juga akan memberi kebahagiaan dan karenanya juga telah mampu menggerakkan orang untuk juga bermurah hati berbagi.
Karya-karya pelayanan di bidang kesehatan berbagi waktu dan tenaga tanpa henti untuk menjaga kesehatan masyarakat.
Mereka tetap berdiri tegap dan teguh dengan berjuang di “garda depan”. Sementara para suster lainnya menyatukan kekuatan doa, tetap waspada, tetap menjaga kesehatan, dan tetap dapat “berbuat sesuatu”.
Meski barangkali tak seberapa, namun melihat binar wajah mereka yang menerima kebaikan membuat hati semakin bersyukur dan sukacita.
Segeralah berlalu coronavirus ini.
Ungaran, 18 April 2020
Sr. M. Bertha, AK
Berikut ini, tautan video berikut ini tentang para suster Abdi Kristus di Postulat-Novisiat Abdi Kristus di Gedanganak, Ungaran, Kabupaten Semarang, Jateng.
Syalom kakak suster, nama saya kolin saya dari Ntt, tapi sekarang saya lagi dibali dan ingin sekali berkunjung dibiara AK yang ada di bali
Apa boleh kakak suster??
silakan kontak suster AK di Denpasar