Home LENTERA KEHIDUPAN Kehidupan di atas Air, Tanah, Api, dan Udara (3)

Kehidupan di atas Air, Tanah, Api, dan Udara (3)

0

SEJAK zaman prasejarah, para “ilmuan” purba telah mencanangkan bahwa secara fisik alam ini –termasuk manusia– mengandung empat unsur dasar.

Air

Unsur atau elemen pertama adalah air. Itu karena memang kehidupan paling sederhana pertama di alam semesta berbentuk amoeba (makhluk bersel satu) bermula di air.  Apakah kita dapat membayangkan suatu kehidupan tanpa air? Sekedar tahu saja, tiga per empat berat tubuh manusia dan 80% bahan makanan yang dibutuhkan tubuh manusia adalah air.

Tanah

Elemen kedua adalah tanah. Hanya tanah di bumi yang sanggup menumbuhkan rerumputan dan pepohonan yang menjadi makanan makhluk hidup. Karenanya, tanah kerap disapa “ibu”atau”bunda”.  Maka ketika manusia sudah menyandang status almahrum dan almarhumah, elemen air di dalam tubuh manusia kembali ke air; sedangkan tanah kembali menjadi tanah.

Bila tubuh manusia tidak mengandung elemen air dan tanah, ketika mati manusia bisa membeku jadi patung batu. Namun, hal itu tidak pernah terjadi, karena  manusia akan tetap kembali menjadi air dan tanah. Anomalia terjadi, ketika jenasah bisa diawetkan seperti mumi dalam tradisi Mesir Kuno.

Api

Elemen ketiga adalah api. Kita ingat, Matahari kita adalah bola api abadi dan bola Bumi kita pun adalah bagian dari Matahari yang berputar dan mendingin jadi planet. Sisa-sisa asli api Matahari pada Bumi kita adalah magma Bumi yang  tumbuh menjadi gunung api.

Api Matahari dipakai oleh tumbuhan untuk proses fotosintesis agar bisa bertumbuh. Api Matahari dipakai oleh binatang-binatang untuk menghangatkan tubuhnya.  Api Matahari dibutuhkan es untuk mencair agar manusia bisa minum air. Api Matahari dipakai manusia untuk menanak nasi dan menghalau kegelapan.

Ketika dilanda demam atau amarah, manusia bisa berubah menjadi “bara” api. Kita tidak bisa membayangkan suatu kehidupan di dunia ini tanpa api.  Semesta alam pun juga tidak mungkin berproses tanpa api.

Udara

Elemen  keempat adalah udara. Proses pelapukan di bumi tidak mungkin terjadi tanpa udara. Kalau tidak ada pelapukan, semua benda akan menjadi batu. Kalau bumi kita hanya terdiri dari batu, makhluk hidup tidak pernah ada.

Udara yang mengalir kita sebut angin. Tanpa angin ini, tidak mungkin ada awan dan hujan. Tanpa udara semua benda tidak memiliki berat. Tanpa udara, manusia pun akan melayang-layang saja di cakrawala tanpa tempat tinggal dan kehidupan.

Udara yang ada dalam tubuh manusia disebut nafas. Manusia siapa bisa hidup tanpa udara yang disebut nafas itu?

4 fondasi fundamental

Permenungan di atas tadi, mengantar kita pada satu kesimpulan sederhana  bahwa manusia ini ternyata cuma air, tanah, api dan udara. Kalau manusia mati, maka keempat unsur dasar dalam tubuh manusia tadi akan kembali ke alam. Air kembali jadi air; tanah kembali menjadi tanah;  api kembali menjadi api dan udara kembali menjadi angin.

Semua terjadi dalam keberlangsungan abadi. Jadi, apa yang bisa kita banggakan di dunia ini sebagai manusia? Berlimpahnya makanan dan minuman? Harta dan kekayaan? Kegantengan dan kecantikan tubuh?

Sama saja. Semuanya itu hanya air, tanah, api dan udara. Maka manusia boleh lahir dan mati silih berganti dari generasi ke generasi sudah puluhan juta tahun. Alam tetap ada. Alam tetap berjalan dan alam tetap sama: air, tanah, api dan udara. (Bersambung)

Prisco Virgo, tak lain adalah Romo FX Primus Djuki SVD yang sekarang tinggal menetap di Biara Soverdi St. Arnoldus, Dili, Timor Leste.

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version