HINGGA hari Kamis tanggal 26 Maret 2020 ini, tercatat 69 imam di Italia meninggal dunia karena coronavirus. Demikian laporan media online Konferensi Para Uskup Italia avvenire.it, edisi Rabu, 25 Maret 2020.
Komposisi jumlah korban tewas karena covid-19 dari kalangan imam di Italia sebagai berikut:
- Jumlah korban tewas terbanyak berasal dari Kota Bergamo, Lombardia, Italia Utara dengan jumlah 23 orang imam.
- Dari Keuskupan Parma: 6 orang.
- Keuskupan Agung Milan: 6 orang.
- Cremona: 6 orang.
- Brescia: 3 orang dan salah satunya adalan Mgr. Domenico Gregorelli, 86 tahun dan beberapa lagi tempat lainnya.
Pada umumnya, imam-imam yang meninggal dunia umurnya berkisar pada usia 70-an hingga 80-an. T
etapi di antara imam-imam tersebut ada juga imam termuda korban Covid-19 yakni Padre Sandro Brignone, 45 tahun dari Salerno. Dan yang tertua adalah Padre Mario Cavalleri dari Cremona berumur 104 tahun.
Di tengah situasi duka ini, Padre Ivan Maffeis, Juru Bicara Konferensi Para Uskup Italia (CEI), sebagaimana dikutip dari situs chiciseparera.chiesacattolica.it, mengatakan sebagai berikut:
“…. dengan jumlah imam yang meninggal begitu tinggi, saya mau mengatakan bahwa berapa banyak imam yang hidup di antara orang-orang yang sedang menderita, berbagi suka dan duka dengan yang menderita. Mereka adalah para imam yang benar-benar berbau domba.”
Atau dalam ungkapan dari Paus Fransiskus, “seorang gembala domba harus berbau domba”
Doa Paus Fransiskus
“L’instancabile lavoro dei sacerdoti è nella testa e nel cuore di Papa Francesco. “Ringrazio Dio per l’esempio di eroicità che ci danno i sacerdoti che pagano con la vita”. Il Pontefice ha inoltre rivolto le sue preghiere “alle suore che in quetse ore rischiano la vita per rimanere accanto agli ammlati.”
Pelayanan yang tidak kenal lelah dari para imam itu telah menyentuh pikiran dan hati Paus Fransiskus.
“Saya berterima kasih kepada Tuhan atas contoh kepahlawanan yang diberikan kepada kita oleh para imam yang membayarnya dengan hidup.
Paus juga menyampaikan doa-doanya “kepada para suster yang pada saat ini mempertaruhkan nyawa mereka demi berada di sekeliling orang-orang sakit.”
Meninggalkan luka yang mendalam
Para imam dan kaum awam yang meninggal karena virus tentu saja meninggalkan luka yang mendalam bagi seluruh masyarakat Italia, khususnya bagi segenap umat dan anggota keluarga yang ditinggalkannya.
Seorang warga Italia, Marina Corradi mengungkapkan kesedihan hatinya demikian.
“Hampir seperti tentara tak dikenal yang dikubur tanpa orang-orang yang mencintai mereka, para imam tua dibawa pergi pada hari-hari ini.”
Mari kita bersama berdoa bagi mereka dan semua orang yang meninggal akibat Covid-19 ini dan memohon penghiburang bagi keluarga yang ditinggalkannya.