Home BERITA Keluar dari Kemapanan

Keluar dari Kemapanan

0
Nelayan menjala ikan. (Ist)

Puncta 14.04.23
Jum’at Oktaf Paskah
Yohanes 21: 1-14

PARA murid kembali menekuni pekerjaan lamanya, yakni menjadi nelayan. Namun semalaman mereka tidak menangkap apa-apa.

Mungkin karena sudah cukup lama mereka tidak mencari ikan, maka mereka gagal, tidak mendapat hasil apa-apa.

Yesus hadir menampakkan diri di tepi danau. Ia bertanya apakah mereka menangkap ikan yang bisa menjadi lauk untuk sarapan.

Namun mereka menjawab, “Tidak ada.”

Lalu Yesus meminta mereka menebarkan jala ke sebelah kanan perahu.

“Tebarkanlah jalamu di sebelah kanan perahu, maka akan kamu peroleh.”

Pada umumnya orang menebarkan jala di sebelah kiri perahu. Hal itu adalah habit atau kebiasaan orang. Orang sering hanya mengikuti kebiasaan atau seleranya sendiri. Mengikuti saja tanpa pikir panjang apa yang sudah sering terjadi.

Misalnya, sekarang lagi tren buka kuliner, orang ikut-ikutan buka warung kuliner. Dulu ngetren gelombang cinta, orang rame-rame ikut berjualan barang itu.

Lalu ganti “Ron dho bolong” orang mengikuti jualan daun bolong-bolong itu.

Yesus mengajak para murid berpikir beda, tidak asal ikut-ikutan yang sudah biasa dilakukan orang. Maka dia menyuruh para murid-Nya, “Tebarkanlah jalamu di sebelah kanan perahu.”

Mereka disuruh berani mencoba sesuatu yang baru, keluar dari kebiasaan atau kemapanan. “Out of the box”.

Jangan hanya mengikuti tren atau selera pribadi, tetapi berani mencoba sesuatu yang baru.

Jika kita berani mengikuti kehendak Tuhan, pasti hasilnya akan baik dan menggembirakan. Ketika mereka menebarkan jala ke sebelah kanan perahu, mereka tidak dapat menariknya lagi karena banyaknya ikan.

Peristiwa ini menyadarkan salah seorang murid-Nya, bahwa perintah itu berasal dari Tuhan. Murid yang dikasihi langsung mengenal bahwa suara itu adalah suara Tuhan sendiri. Maka ia memberitahu kepada Simon, “Itu Tuhan.”

Pengalaman Paskah adalah hidup dengan perspektif baru. Kendati para murid kembali menekuni cara hidup lama, tetapi kini mereka menghayatinya dengan cara pandang baru yakni dipimpin oleh Tuhan.

Hidup kita juga berputar kembali ke hidup lama, tetapi kita memiliki perspektif baru yakni mengikuti cara pandang dari Tuhan.

Berani keluar dari kebiasaan atau cara hidup lama dan mencoba sesuatu yang baru kendati harus melawan arus kebiasaan umum.

Beranikah kita mengikuti kehendak Tuhan kendati harus keluar dari kemapanan dan kenyamanan hidup kita?

Nyeberang ke Israel dari Yordan,
Ke Galilea keliling naik perahu.
Jangan termanja oleh kemapanan,
Berani coba sesuatu yang baru.

Cawas, jangan terlena oleh kenyamanan

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version