Home BERITA Keluarga Cemara

Keluarga Cemara

0
Film TVRI Keluarga Cemara by Ist

Puncta 12.06.23
Senin Biasa X
Matius 5: 1-12

KITA sering menyanyikan theme song film Keluarga Cemara. Syairnya kita sangat familier karena pesan-pesan filmnya sangat menyentuh.

Liriknya bisa kita dendangkan sendiri:

“Harta yang paling berharga adalah keluarga. Istana yang paling indah adalah keluarga.
Puisi yang paling bermakna adalah keluarga. Mutiara tiada tara adalah keluarga

Selamat pagi Emak. Selamat pagi Abah. Mentari hari ini berseri indah
Terima kasih Emak. Terima kasih Abah. Untuk tampil perkasa bagi kami putra putri yang siap berbakti.”

Keluarga Cemara menggambarkan sebuah keluarga bahagia, rukun, sederhana, penuh canda keakraban dan saling melayani.

Bahagia tidak harus mempunyai banyak harta. Bahagia tidak harus bergelimang uang dan emas berlian. Bahagia itu ternyata sederhana; ada cinta dan penghargaan.

Bahagia itu sederhana. Kata Ndarboy dalam lirik lagunya berbunyi: “Mangan tempe rasane kaya mangan lawuh sate. Senadyan sak anane sing penting karo kowe.” (Makan tempe rasanya seperti makan sate. Walau seadanya, yang penting bersamamu).

Yesus mengajarkan Delapan Sabda Bahagia. Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah. Berbahagialah orang yang berdukacita. Berbahagialah orang yang lemah lembut.

Berbahagialah orang yang lapar dan haus. Berbahagialah orang yang murah hati. Berbahagialah orang yang suci hatinya.

Berbahagialah orang yang membawa damai, berbahagialah orang yang dianiaya karena kebenaran. Berbahagialah orang yang dicela dan dianiaya demi Tuhan.

Tidak disebutkan berbahagialah orang yang punya harta melimpah atau orang yang hebat dan pandai cerdik otaknya. Tetapi justru mereka yang berbahagia adalah orang yang berguna hidupnya bagi orang lain.

Orang bisa berkurban bagi sesamanya adalah membahagiakan. Kitab Suci punya banyak contoh tentang orang yang berbahagia karena berbagi dan memberi.

Misalnya Zakheus, orang Samaria yang baik hati, bahkan janda miskin yang ikhlas mengisi peti persembahan.

Berbahagia itu tidak tergantung dari berapa banyak hartamu. Tetapi berapa besar pengorbananmu kepada sesama yang menderita, sakit, miskin dan tersingkir.

Ketika anda banyak berkurban dan memberi, di sana akan ada banyak kebahagiaan.

Mari kita menabung banyak kebaikan, agar pundi-pundi kebahagiaan kita makin penuh berisi, maka hidup akan diliputi sukacita.

Berjalan-jalan di pantai Pangandaran,
Menikmati indahnya senja di ufuk sana.
Tidak ada hal yang lebih membahagiakan,
Ketika kita bisa berbagi dengan sesama.

Cawas, berbahagialah senantiasa..

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version