Home BERITA Kemacetan di Tol Brexit

Kemacetan di Tol Brexit

0
Ilustrasi - Kemacetan di Jakarta.

Puncta 26.10.22
Rabu Biasa XXX
Lukas 13: 22-30

TAHUN 2016 untuk pertama kali jalan Tol Pantura dibuka untuk melayani pemudik yang akan pulang kampung merayakan Lebaran.

Tanpa diduga banyak pemudik secara bersamaan melewati jalur tol pantura. Akibatnya kemacetan terjadi dari pintu tol Losari sampai kota Tegal.

Seorang manajer pengelola rest area di tol Palikanci menceritakan bahwa jalan Losari adalah ekor dari kemacetan. Sedangkan ujung atau kepala kemacetan berada berpuluh-puluh kilometer di persimpangan gerbang Tol Brebes Timur (Brexit).

Dia harus menempuh perjalanan dari Cirebon ke Semarang selama 35 jam. Kemacetan di Brexit sangat parah.

Untuk menempuh jarak 100 meter saja butuh waktu berjam-jam. Sangat menguras tenaga, pikiran dan biaya.

Kondisi kepanasan, kelaparan, kehausan, lelah dan marah mengakibatkan korban sakit dan meninggal.

Satu jalur dimasuki oleh ratusan ribu kendaraan pastilah tidak muat. Semua berdesak-desakan untuk masuk.

Tetapi tidak mungkin karena kemacetan sudah terjadi berpuluh-puluh kilometer tidak terurai.

Yesus mengatakan kepada orang-orang, “Banyak orang akan berusaha masuk, tetapi tidak akan dapat. Jika tuan rumah telah bangkit dan telah menutup pintu.”

Kata-kata Yesus ini untuk menjawab pertanyaan orang, “sedikit sajakah orang yang diselamatkan?”

Untuk mendapatkan selamat, damai sejahtera itu memang sulit. Apalagi keselamatan abadi di akherat.

Seperti seorang yang melamar pekerjaan, ia harus menghadapi berbagai ujian dari tingkat dasar sampai yang tertinggi.

Makin tinggi tingkatannya makin berat ujiannya. Tidak jarang banyak yang berguguran, tidak lolos.

Yesus menegaskan bahwa keselamatan itu untuk semua orang tanpa kecuali. Mereka akan datang dari timur dan barat, utara dan selatan.

Nampaknya pintu Kerajaan itu tertutup bagi mereka yang mengaku-aku kenal Tuhan, merasa sudah pegang kunci surga, tetapi justru melakukan kejahatan.

Tuan itu berkata, “Aku tidak tahu darimana kamu datang, enyahlah dari hadapan-Ku hai kamu sekalian yang melakukan kejahatan.”

Kalimat ini ditujukan kepada orang-orang Yahudi yang merasa diri sebagai ahli surga. Mereka mengetahui dan mempelajari Kitab Suci, tetapi hidupnya tidak sesuai dengan apa yang diajarkannya.

Sekali lagi Yesus menegaskan, “Kalau hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari para ahli Kitab ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga.”

Jadi bukan hanya soal mengetahui isi Kitab Suci, tetapi lebih-lebih bagaimana melakukan dan mempraktikkan isi ajaran Kitab Suci.

Melaksanakan dengan baik isi Kitab Suci itulah yang paling sulit. Ibarat orang-orang yang berebut masuk ke jalur tol yang sempit, sementara ribuan kendaraan berdesak-desakan mengantre di dalamnya.

Di Wonosari membeli belalang,
Gurih rasanya dimakan di jalanan.
Marilah kita terus maju berjuang,
Untuk masuk ke jalan keselamatan.

Cawas, do the best…..

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version