Home BERITA Kematian Bukan Akhir Segalanya

Kematian Bukan Akhir Segalanya

0
Ilustrasi: Saat divonis mati oleh dokter.

Jumat, 29 Juli 2022

  • 1 Yoh. 4:7-16.
  • Mzm. 34:2-3,4-5,6-7,8-9,10-11;
  • Yoh. 11:19-27

KEMATIAN adalah hal yang pasti. Manusia, hewan, tumbuhan. Setiap yang hidup pasti akan mengalami kematian.

Setiap kita pasti akan merasakan kematian, pasti akan bertemu dengan ajalnya, pasti akan merasakan sakaratul maut dalam hidupnya.

Kematian tidak akan tebang pilih dalam prosesnya, tidak akan pernah mundur meski sedetik, dan tidak akan maju meski semenit.

Tapi, tidak semua dari kita mempunyai perspektif yang sama dalam memahami kematian.

Walaupun kita menghindari berpikir tentang kematian. Kematian akan selalu membayangi kehidupan kita. Kematian bagaikan “angel of death”.

Dengan selalu mengikuti hidup kita dimana saja kita pergi. Ia bisa merenggut kapan saja. Entah itu kita siap, atau tidak.

Walaupun demikian dekatnya dengan kehidupan kita. Tapi, tidak semua orang mempersiapkan diri menyambut kematian.

Bahkan ada dari kita yang terhanyut dalam kesenangan duniawi dan melupakan realitas kehidupan ini.

“Tubuh manusia itu, tidak ada yang sehat 100%. Tubuh manusia itu pasti ada penyakitnya,” kata seorang bapak mulai syering.

“Saya divonis kena penyakit kanker prostat delapan tahun yang lalu,” lanjutnya.

“Awalnya saya sangat terkejut, dan takut, namun kemudian saya memilih untuk tidak larut dalam kecemasan,” ujarnya.

“Selama saya masih bisa makan dengan enak, tidur nyenyak, kerja dengan baik, itu berarti saya tidak ada masalah dengan kesehatan saya,” sambungnya.

“Saya mulai memberi waktu untukn aktif melayani Tuhan dan sesama semampu saya,” imbuhnya.

“Makanya jangan takut dan cemas terhadap sesuatu. Ketika kita dikuasai oleh kekuatiran dan ketakutan itulah yang menjadikan kita semakin sakit,” lanjutnya lagi.

“Dalam Tuhan tidak ada ketakutan, tidak ada kekuatiran. Dalam Tuhan ada damai dan suka-cita,” ujarnya lagi.

Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian,

Jawab Yesus: “Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati,

dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya. Percayakah engkau akan hal ini?”

Injil hari ini mengajak kita belajar melalui pengalaman Marta, selalu mencari Tuhan Yesus sebagai yang pertama dan utama.

Kematian Lazarus tidak membuat Marta menjadi gelap iman dalam kekecewaan, kesedihan atau tenggelam dalam keramaian orang-orang yang datang menghibur.

Justru melalui kematian Lazaruslah iman Marta sungguh teruji, bagaimana ia menaruh kepercayaan yang total pada Allah, apapun yang dialaminya, bahkan ketika ia merasa putus asa.

Mari kita mendatangi Tuhan Yesus dalam segala peristiwa suka duka hidup kita.

Bahkan pada saat kita merasa sendiri dan jauh dari Tuhan Yesus janganlah kita enggan mendatangi-Nya.

Bagaimana dengan diriku ini?

Apakah kematian merupakan hal yang buruk sehingga harus mencari cara agar terus hidup?

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version