KEMENTERIAN Agama (Kemenag) RI tengah menjadikan penguatan moderasi beragama sebagai salah satu program prioritas.
Karena itu, Dirjen Bimas Katolik Kemenag Yohanes Bayu Samodro mengajak para tokoh agama Katolik, melalui para uskup anggota Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), ikut berpartisipasi aktif dalam program ini.
Menurut Bayu Samodro, penguatan program moderasi beragama sangat penting. Apalagi di tengah dinamika dan tantangan kehidupan beragama saat ini.
“Saya mengajak para tokoh agama Katolik, melalui para uskup di KWI untuk, bersama-sama memperhatikan para penyuluh dan pewarta umat Katolik agar senantiasa memberi perhatian pada moderasi hidup beragama,” kata Yohanes Bayu Samodro di Jakarta, Rabu (8/9/2021).
“Dengan moderasi, sikap toleran dan upaya hidup bersama dalam kedamaian bisa diperagakan dengan cara terhormat dan bermartabat,” sambungnya.
Dirjen Bimas Katolik Kemenag RI Yohanes Bayu Samodro menilai, moderasi harus ditumbuhkembangkan. Sebagai komitmen bersama untuk menjaga keseimbangan yang paripurna.
Setiap warga masyarakat, apa pun suku, etnis, budaya, agama, dan pilihan politiknya, hendaknya saling meneguhkan serta saling belajar melatih kemampuan mengelola dan mengatasi perbedaan.
Ini demi kemajuan bersama.
“Saya juga mengajak umat Katolik senantiasa berkomitmen mewujudkan moderasi beragama dengan menghindari sikap eksklusif,” ajarknya.
“Mari bersama-sama melaksanakan pesan yang terkandung dalam dokumen Abu Dhabi yang dideklarasikan secara bersama antara Paus Fransiskus dan Ahmad Al Tayyeb, Imam Besar Al-Azhar yang ditandatangai tanggal 4 Februari 2019,” pintanya.
“Mari ciptakan suasana kebersamaan dan saling bahu membahu dalam membangun hidup bersama yang lebih baik yang diprakarsai oleh perasaan bersama sebagai satu bangsa,” tandasnya.