Rabu, 20 Maret 2024
- Dan. 3:14-20,24-25,28;
- MT Dan. 3:52,53,54,55,56;
- Yoh. 8:31-42
DI tengah suasana yang serba tidak pasti, rasa khawatir yang berlebihan dapat membuat perasaan tertekan dan gelisah. Jika dibiarkan begitu saja, cemas dan depresi bisa menghampiri.
Pada situasi serba tidak menentu, banyak orang terkubur dan terobsesi dalam pikiran mereka sendiri. Bayangkan kita berada di sebuah lorong labirin besar, setiap belokan mengarah ke jalinan bencana yang lebih dalam dan rumit, ada berbagai peristiwa menyedihkan di sana.
Seperti itu kira-kira rasanya ketika cemas memikirkan masalah yang menghadang. Memang, kecemasan dan tekanan menjadi lebih berat lagi ketika kita kita merasa tidak ada orang yang tidak bisa kita percaya. Ketika orang-orang yang kita kenal culas dan bahkan siap mengurbankan kita demi impian mereka.
“Saya tidak mau ke sekolah lagi, saya merasa tertekan dan tidak punya teman yang baik. Semua temanku culas dan bermuka dua, hingga saya merasa tidak nyaman dan aman bersama mereka,” kata seorang anak kepada ayahnya.
“Kedamain dan keamanan serta kenyamanan hati itu bukan sesuatu yang turun dari langit namun hasil dari pembelajaran batinmu, dalam kebersaman dengan teman-temanmu,” kata seorang ayah.
“Semasih kita dikuasai oleh ambisi dan ketamakan serta sikap egois maka hati kita tidak pernah bisa benar-benar merdeka. Kita tidak pernah bisa mengendalikan sikap hati kita sesuai dengan kebenaran yang kita yakini, kebenaran yang ditanam Allah dalam hati nurani kita.
Kemerdekaan batin itu, bisa kita miliki manakala kita hidup jujur, tulus dan apa adanya. Kemerdekaan itu tidak bisa diambil atau dirampas dari hidup kita karena itu bukan barang pemberian atau titipan melainkan buah dari hidup benar.
Percuma kamu menghidari teman-temanmu yang tidak punya karakter yang baik, hadapi dengan senyum dan biarkan mereka merasa kebaikan dan ketulusanmu hingga mereka sadar makna kebenaran yang sejati,” papar ayahnya.
Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian, “Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku dan kamu akan mengetahui kebenaran itu dan kebenaran itu akan memerdekaan kamu.”
Hanya kebenaran Yesus Kristus yang ada dalam firman Allah yang dapat memerdekakan kita dari dosa, penghancuran dan kekuasaan Iblis. Tidak perlu surut dalam langkah jikalau sikap dan perilaku baik kita di salah mengerti dan dicoba untuk digalang-halangi karena itu adalah cara iblis merusak hati dan komitmen murid Kristus.
Kebenaran yang menyelamatkan hanya dinyatakan oleh Allah melalui Roh-Nya, bukan dari hikmat manusia. Namun, jangan bayangkan adanya jaminan kenyamanan dan kebebasan dari penindasan, impitan, tekanan, ancaman, hambatan atau pergumulan secara fisik! Semua itu bukan ciri-ciri kemerdekaan di dalam Kristus! Ada kemungkinan kita tetap mengalaminya.
Namun berbekal kemerdekaan Kristus yang berupa keselamatan jiwa, kita dapat menjalin hubungan secara pribadi dengan Tuhan dalam siatuasi apapun.
Bagaimana dengan diriku?
Apakah aku akan mundur ketika jalan kebenaran yang aku rintis dihalangi oleh orang lain?