PAROKI Santa Maria Bunda Kristus Wedi, Kabupaten Klaten, menggelar Kenduri Paskah yang diadakan di Balai Mandala Gereja Wedi pada Kamis (6/4/2017) malam. Kenduri atau doa bersama ini rutin dilakukan setiap menjelang perayaan Pekan Suci.
Dalam Kenduri Paskah ini, Dewan Paroki Wedi mengundang Muspika (Camat, Kapolsek, Danramil) Wedi, tokoh agama (Islam, Kristen, Hindu), tokoh masyarakat (Kepala Desa, Ketua RW, Ketua RT), dan warga masyarakat di sekitar Gereja Wedi. Juga diundang para Ketua Lingkungan, Ketua Wilayah, Tim Pelayanan Hubungan Antaragama dan Kepercayaan (HAK) paroki, ibu paroki, Orang Muda Katolik (OMK), dan undangan lainnya. Lebih dari 200 orang menghadiri Kenduri Paskah ini.
Persaudaraan sejati
Pastor Kepala Paroki Wedi Rama Andrianus Maradiyo, Pr menyampaikan, Kenduri Paskah ini rutin diadakan setiap tahun. Dalam Kenduri Paskah ini, Dewan Paroki ingin memberitahukan kepada masyarakat sekitar bahwa selama sepekan ke depan, di Gereja Wedi akan diadakan perayaan Pekan Suci. Perayaan Pekan Suci tahun 2017 ini akan dimulai pada Minggu Palma (9/4/2017) sampai dengan Minggu Paskah (16/4/2017).
“Kami mohon dukungan dari Muspika Wedi, tokoh agama, tokoh masyarakat, dan terutama warga sekitar Gereja Wedi, agar kami dapat merayakan Pekan Suci ini dengan baik dan lancar,” harap rama.
Rama Maradiyo berharap, persaudaraan sejati yang telah terbangun selama ini bisa terus dilanjutkan. Menurutnya, Kenduri Paskah ini menjadi contoh kecil dari persaudaraan multi kultural. Persaudaraan yang tidak dibatasi oleh agama, keyakinan, warna kulit, dan sebagainya. Ini adalah persaudaraan yang sejati, persaudaraan yang tanpa memandang apapun. Persaudaraan yang dipersatukan karena kita merasa sebagai sesama ciptaan Allah.
Selama ini, Paroki Wedi telah membangun persaudaraan sejati melalui program pelayanan yang dilakukan, seperti aksi bedah rumah dan pembagian sembako secara rutin setiap bulan. Aksi bedah rumah tidak layak huni dan pembagian sembako bagi mereka yang berkekurangan ini juga dilakukan terhadap warga non Katolik. Mereka pun menerima dengan senang hati.
Respon positif Pak Camat Wedi
Acara Kenduri Paskah ini disambut baik oleh Camat Wedi Kukuh Riyadi. Menurutnya, Kenduri Paskah ini merupakan wujud kebersamaan masyarakat. Karena warga bisa saling bertemu, berkumpul, dan mengungkapkan rasa syukur kepada Tuhan.
“Setahu saya, di daerah lain tidak ada acara (Kenduri Paskah) seperti ini. Ini acara yang baik. Maka saya selalu hadir (di acara ini). Saya berharap, acara seperti terus dilanjutkan,” pesannya.
Camat Kukuh Riyadi berharap, di Kecamatan Wedi dan sekitarnya tercipta kerukunan. Baik itu kerukunan di antara umat se agama, kerukunan umat dengan agama lain, maupun kerukunan umat dengan aparat Pemerintah.
“Saya berharap, dengan Kenduri Paskah ini bisa meningkatkan kerukunan di antara umat dan masyarakat,” ucapnya.
Doa bersama
Usai sambutan, dilakukan doa bersama. Doa bersama ini dipimpin oleh tokoh agama yang hadir secara bergantian. Doa secara agama Islam dipimpin oleh Muhammad Mirsam (takmir masjid di Desa Kalitengah). Secara agama Hindu dipimpin I Wayan Sahopiartha (pengurus Parisada Hindu Dharma Indonesia Kabupaten (PHDI) Kabupaten Klaten). Dan secara agama Kristen dipimpin Bambang Suryanto (Majelis Gereja Kristen Jawa (GKJ) Wedi).
Kemudian dilakukan pemotongan tumpeng “keselamatan”. Potong tumpeng dilakukan oleh Rama Maradiyo yang kemudian diberikan kepada Camat Wedi.
Selanjutnya, mereka yang hadir pada Kenduri Paskah ini menikmati makan bersama dengan menu nasi liwet yang telah disiapkan ibu Paroki Wedi. Sedang Orang Muda Katolik Paroki Wedi melayani mereka dengan senang hati.
Saat pulang, mereka yang hadir diberi bingkisan (oleh-oleh) berupa kue untuk keluarga di rumah. Dewan harian Paroki Wedi pun lalu berdiri berderet untuk menyalami mereka satu per satu.
Ada nuansa penuh kedamaian dan kerukunan tergambar pada acara Kenduri Paskah ini. Umat dan warga masyarakat berbaur menjadi satu, tanpa ada sekat perbedaan. Sungguh, persaudaraan sejati itu memang indah….